Berlin, kota bersejarah yang telah menyaksikan roda siklus kekejaman manusia--kota yang kini sedang bersedih karena zaminnya terbagi--kota yang menjadi saksi bisu ketegangan di antara negeri adidaya dunia. Namun, bagi mereka, Berlin adalah tanah pencipta bahagia--taman berseminya nuansa romansa di dalam sukma--nagari yang mencatat reminisensi asmara di antara keduanya. Musim semi menjadi latarnya, dan cinta yang akan mengembuskan napas bagi fragmen memori abadi di relung hati. Written by: @perdana_r LGBTQ+ short story