"Kamu ga pernah tau hidupku, Falin! Kamu ga pernah bisa ngerti!!" Bau tanah kuburan malam itu menguar. Malam dan raganya kembali mengukir abu. Falin tak akan pernah tahu sakitnya menjadi Nalan, tapi Nalan juga tak akan tahu sakitnya menjadi Falin. Falin dan Nalan. Dua orang yang saling mencintai. Sama-sama lelah dan putus asa. Tak ada masa depan bagi Falin, sementara Nalan masih berdiri di masa lalu. Nestapa selalu ada, sedang senang tak pernah datang. Bagi mereka kemarin dan esok tiada beda, semua seakan mati. "Kalau begitu kamu juga ga akan tahu gimana jadi aku, Nalan! Kamu juga ga pernah bisa ngerti rasanya jadi aku!!" Tangis Falin pecah malam itu. Gerimis perlahan turun, satu persatu hingga akhirnya menderas, meredam tangis Falin. Cukup. Semua itu cukup menutupi sembab pelupuknya. Cerita ini, teruntuk kamu, yang masih lelap dalam bayang depresi. *A little inspired by true stories, with a few changes **Up 2 hari sekali
5 parts