Ketika sepi dan sunyi mengilhami seorang manusia untuk berpuisi..
Readers, sampai detik ini bahkan aku sendiri nggak tahu apakah yang tulisan ini adalah puisi atau bukan. Setiap kali ingin memulai untuk merampungkan buku ini selalu ada pertanyaan mengganjal.Apakah yang aku tulis sudah benar? Apakah deretan katakata ini bisa disebut sebagai puisi? Apakah sudah pantas untuk menjadi sebuah buku? Namun aku kembali lagi kepada tujuan awalku, yaitu membukukan puisi-puisiku sendiri yang mungkin hanya sekedar akrobat kata-kata atau roman picisan, agar tidak tenggelam dan punah begitu saja di laman Facebook atau Instagram.
Buku ini berisi puisi karyaku dari jaman masih SD hingga yang terbaru yang mungkin sering kalian lihat di laman Facebook.
Semuanya adalah karya spontan, ungkapan dari kejujuran hati tentang kehidupan sehari-hari. Entah itu sebagai pemuja rahasia yang sedang mabuk cinta, atau seorang pendiam yang hanya berbicara dengan kata hati, atau menjadi motivator bagi diri sendiri. Biarlah readers sendiri yang memberikan label dan memaknainya.
Buku ini terbagi dalam 5 bab: "Sabda Kesunyian Alam" adalah suara yang kudengar dari alam, siapapun bebas menafsirkannya.
"Dia Dalam Diam" adalah puisiku tentang perasaanku pada dirinya dalam keseharianku sebagai pendiam.
"Negeri Terkotak-kotak" adalah bentuk keprihatinanku pada tanah air yang semakin hari semakin terkotak-kotak.
"Secuil Kenangan" adalah segala pengalaman dari yang terbodoh, dan terpahit, hingga yang terbahagia, dan terindah.
"Sayap-sayap Patah" adalah bab perenunganku, entah mengapa aku selalu ingin berkisah tentang manusia yang bersayap dan terdampar di bumi.
"Bapak ngapain lihatin saya seperti itu ?"
"Dek dokter mau jadi Bu Lurah?"
"Maksudnya ????"
#2 Love (3 Juli 2022)
#1 Dokter (3 Juli 2022)
#5 Romantis (3 Juli 2022)
#7 Bucin (3 Juli 2022)
#10 Cinta (3 Juli 2022)
#6 Humor (3 Juli 2022)
#1 Romantis (5 Juli 2022)
#2 Cinta (12 Juli 2022)
#1 Love (12 Juli 2022)