"kenapa kamu nggak bisa lihat, aku? aku adalah masa depan kamu, Mas! dan dia adalah masa lalu." Aku terisak, tersenggal ketika napas terasa sesak. Tapi, laki-laki itu hanya menatapku tanpa ekspresi. Dia menyeringai, lalu maju selangkah mendekat kearahku. Aku tetap diam. "Kamu, tanya kenapa aku nggak pernah lihat kamu? Dan, apa? Tadi bilang apa? Dia masa lalu, dan kamu masa depan? Ck, dia adalah masa laluku, juga masa depanku. Dan kamu! Kamu adalag benalu. nggak lebih!" Jangan tanyakan bagaimana kabarnya, jangan. hatiku mati seketika melihat kejujuran di matanya. lebih baik dia diam, dari pada bicara semenyakitkan ini. Kamu, masalalu suamiku. Tolong, pergilah. aku terisak, memeluk lutut. Dia? Langkahnya terdengar menjauh, disusul daun pintu yang menghantam dinding. Apa yang harus ku lakukan?