[S1] The Beginning Of Our Destiny [DIBUKUKAN]
  • Reads 65,001
  • Votes 6,113
  • Parts 49
  • Reads 65,001
  • Votes 6,113
  • Parts 49
Complete, First published Jun 08, 2020
[OPEN PRE-ORDER TANGGAL 1-7 SETIAP BULANNYA ]

Dia tidak mengerti mengapa kehidupannya berbeda. 
Ada luka yang terus berulang tanpa tahu dengan apa ia dapat mengobatinya. Luka batin saat dimana ia dikucilkan, diabaikan, sampai tak diharapkan.
Dia sangat berteman akrab dengan frustasi.
Tidak ada yang bisa ia lakukan selain menerima takdirnya.
Terkadang ia berfikir, kesalahan apa yang telah diperbuatnya? 
Mengapa hidup terasa tak adil rasanya? 
Apa kenyataan pahit ini adalah takdir yang harus ia terima karena ulah orang-orang dimasa lalu?

Sebenarnya bukan ini hidup yang kuharapkan. Ada diantara kebimbangan apa aku harus mempertahankan hidupku atau ku akhiri saja.
Siapa bilang aku baik-baik saja? Sakit dan melelahkan.
Sialnya, hidup tak bisa kukendalikan semauku.
Bahkan saat mereka menganggapku sebagai luka, aku masih tidak tahu cara mengakhiri nafas ini.
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add [S1] The Beginning Of Our Destiny [DIBUKUKAN] to your library and receive updates
or
#483wonwoo
Content Guidelines
You may also like
Girlsfriend's best Friend by kireinaaa
15 parts Complete
Shortstorry Tita benar-benar tidak mengerti arti dirinya bagi Adit. Cowok kaku, irit bicara, dewasa, yang sialnya begitu dicintai olehnya. Adit selalu menomor dua-kannya dengan Rani 'sahabat' cowoknya. Bukan sekali dua kali Adit melupakan janjinya dengan Tita, tapi berkali-kali dan alasannya lagi-lagi karena Rani. Katakanlah dirinya bodoh yang selalu mau memaafkan Adit dan melupakan kesalahannya itu, tapi lama kelamaan perasaannya sakit juga. "Hn." deheman Adit membuyarkan lamunan Tita. Tita mendongak begitu melihat Adit berdiri menjulang di hadapannya, dengan wajah flat seperti biasa. Tita tersenyum tipis, ia menyemangati dirinya dalam hati untuk menyampaikan isi hatinya. Sekarang atau tidak sama sekali, batinnya. "Ada apa? jika tidak ada sesuatu yang penting---" "Kita putus saja yaa," potong Tita dengan senyum lima jarinya. Perkataan Tita sukses membuat Adit terpaku di tempatnya. "Terima kasih untuk empat tahun terakhir ini, maaf jika aku merepotkanmu selama ini. Jaga dirimu baik-baik, jangan lupa makan yang teratur. Dan ucapkan salamku pada Rani, terima kasih telah menjagamu selagi aku tidak berada di sampingmu. Kalau begitu aku pulang, Bye Dit." Ucap Tita masih dengan senyuman meninggalkan Adit yang diam membisu di tempat. Kakinya seolah mati rasa saat Tita mengucapkan hal yang tak pernah terpikirkan olehnya. Tanpa Adit sadari setelah Tita membalikkan tubuhnya memunggungi mantan kekasihnya, saat itu lah air matanya turun dengan deras bahunya bergetar menahan suara tangisnya takut Adit mendengarnya. Tita pikir dirinya kuat untuk bertahan di samping pria yang selalu melupakannya, tapi ternyata dugaannya salah. Dia tidak sanggup lagi untuk bertahan di sisi Adit, toh selama ini yang selalu menjadi pusat dunia Adit bukan dirinya melainkan Rani-sahabatnya.
You may also like
Slide 1 of 10
Girlsfriend's best Friend cover
Teacher's Pet Kaijun/ningjun cover
Kesayangan Bunda cover
Blue (Ddingdongz) cover
YOUR NAME - SOOGYU cover
Tetangga cover
After Graduation cover
Ultimul cadou cover
Stars Behind the Darkness (End) cover
ELIO RILEY SERGEYEV cover

Girlsfriend's best Friend

15 parts Complete

Shortstorry Tita benar-benar tidak mengerti arti dirinya bagi Adit. Cowok kaku, irit bicara, dewasa, yang sialnya begitu dicintai olehnya. Adit selalu menomor dua-kannya dengan Rani 'sahabat' cowoknya. Bukan sekali dua kali Adit melupakan janjinya dengan Tita, tapi berkali-kali dan alasannya lagi-lagi karena Rani. Katakanlah dirinya bodoh yang selalu mau memaafkan Adit dan melupakan kesalahannya itu, tapi lama kelamaan perasaannya sakit juga. "Hn." deheman Adit membuyarkan lamunan Tita. Tita mendongak begitu melihat Adit berdiri menjulang di hadapannya, dengan wajah flat seperti biasa. Tita tersenyum tipis, ia menyemangati dirinya dalam hati untuk menyampaikan isi hatinya. Sekarang atau tidak sama sekali, batinnya. "Ada apa? jika tidak ada sesuatu yang penting---" "Kita putus saja yaa," potong Tita dengan senyum lima jarinya. Perkataan Tita sukses membuat Adit terpaku di tempatnya. "Terima kasih untuk empat tahun terakhir ini, maaf jika aku merepotkanmu selama ini. Jaga dirimu baik-baik, jangan lupa makan yang teratur. Dan ucapkan salamku pada Rani, terima kasih telah menjagamu selagi aku tidak berada di sampingmu. Kalau begitu aku pulang, Bye Dit." Ucap Tita masih dengan senyuman meninggalkan Adit yang diam membisu di tempat. Kakinya seolah mati rasa saat Tita mengucapkan hal yang tak pernah terpikirkan olehnya. Tanpa Adit sadari setelah Tita membalikkan tubuhnya memunggungi mantan kekasihnya, saat itu lah air matanya turun dengan deras bahunya bergetar menahan suara tangisnya takut Adit mendengarnya. Tita pikir dirinya kuat untuk bertahan di samping pria yang selalu melupakannya, tapi ternyata dugaannya salah. Dia tidak sanggup lagi untuk bertahan di sisi Adit, toh selama ini yang selalu menjadi pusat dunia Adit bukan dirinya melainkan Rani-sahabatnya.