Cat On The Street | Park Jisung
  • Reads 1,185
  • Votes 164
  • Parts 20
  • Reads 1,185
  • Votes 164
  • Parts 20
Ongoing, First published Jun 09, 2020
❝Don't worry, i'll be there for you.❞


Terjun untuk mengulurkan bantuan dan masuk menjadi bagian dari pelengkap kehidupan. Perbedaan karakter dan segalanya menjadi penghalang nyata tidak memungkinkannya suatu hubungan bisa terjalin.

Park Jisung, pemuda polos yang menggapai uluran tangan Jieun ─gadis yang ditemuinya ketika dirinya dirundung. 

Suatu hal membuat mereka berjalan diatas kehidupan berbeda bersama. Saling menyembuhkan luka batin. Lebih tepatnya, menjalani hidup berdampingan sebagai dua insan yang saling membutuhkan bantuan untuk mengobati luka. Namun, kesalahpahaman tumbuh rasa yang ternyata hanya empati belaka, membuat keduanya terlibat berbagai konflik yang sulit mendapat ujungnya. Akankah mereka akan tetap bersama dalam situasi sebagai dua insan saling mengasihi atau dua insan saling menanamkan rasa empati?


⚠ (15+), violence, harshwords, tragedy, suicide, bullying, broken home.

» baku.

country background : south korea.
©naexyvl, 2020.
All Rights Reserved
Sign up to add Cat On The Street | Park Jisung to your library and receive updates
or
#45pjs
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
My Sin cover
sex school [RJ BOYPUSSY] cover
Stars Behind the Darkness  cover
After Graduation cover
ANTAGONIS cover
HATE YOU [TaeKook] cover
He Fell First and She Never Fell? cover
Fiction -sungjake✔ cover
Kesayangan Bunda cover
antagonis wife [Proses Penerbitan] cover

My Sin

26 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.