"Kalau bukan karena lo, gue nggak tahu lagi gimana caranya buat hidup." - Panglima Aksara.
"Ternyata nggak gampang ya buat suka sama orang yang masih terjebak di masa lalu nya." - Adena Cendikia Maharani
-
Panglima Aksara's staterpack:
Seragam berantakkan, dasi dikalungkan di leher, celana pensil, bandana biru saat main futsal, malam hari, tawuran, rokok, secangkir kopi dan ruang BP.
Kalau diteriakkan nama Panglima Aksara di SMA Perwira, pasti seantero sekolah langsung terbayang wajah Asia ciri khas cowok itu. Tubuhnya yang bisa dibilang tinggi membuat cowok itu akan mudah ditemukan di keramaian. Kerja nya buat masalah terus. Ruang BP lebih sering Ia kunjungi daripada ruang kelasnya sendiri. Kalau buku hitam dibuka,sudah dipastikan nama lengkapnya terpampang dari atas ke bawah, dari halaman awal sampai halaman belakang.
Cowok itu terlihat seperti tidak punya kerjaan. Banyak orang berpikir bahwa cowok itu tidak punya kelemahan apa-apa.
Tapi, siapa sangka dibalik itu semua, sosok Aksara menyimpan banyak hal menyakitkan. Siapa mengira bahwa kelemahan sekaligus kekuatan nya berada di satu tempat ; Adena Cendikia Maharani.
Cewek dengan kacamata kotak loreng macan dan terkenal sebagai ketua ekskul theater itu menjadi satu-satu nya tempat Aksara bercerita. Menjadi satu-satu nya tempat Aksara untuk menumpahkan segala isi hatinya.
Sampai suatu hari, salah satu mereka menyadari ada yang salah. Ada perasaan yang tidak semestinya hadir. Saling menjaga, sama-sama tak mau ada yang terluka namun tak mau mengungkapkan rasa.
Lantas, haruskah ada yang pergi? Atau bicara duluan tentang perasaan nya? Atau bahkan cukup diam, tutup mulut sampai keduanya dipisahkan oleh jarak?
Tentang seorang lelaki gila yang terobsesi dengan adik sepupunya sendiri.
17+
°°°
content warning: smoking, alcohol, abusive language, kissing, promiscuity, dark romance, criminal acts, etc.