"ka tolongin aku, aku kedinginan, aku tau kaka ngga kenal aku, tapi sebagai kaka yang ganteng kaka mau kann tolongin aku? "ujar gadis mungil yang basah kuyup dipinggir jalan.
"gak, lo bau"jawabnya ketus.
"issh, nyebelin banget si, ga liat apa ade kelas kesusahan. bodoamt deh ka, aku udah telat gara² cowo sialan itu, seragamku jadi basah gini kan"oceh gadis itu mencabik.
"cih, curhat. gue cabut! "tukasnya yang hendak menyalakan motornya.
Tapi, secepat kilat, tanpa permisi gadis itu langsung duduk mengisi jok belakang motornya. dan yang lebih parah gadis itu memeluknya erat.
sang pemilik pun terpelonjak kaget melihat sikap gadis itu.
"ngapain lo naik, turun, gue ga sudi. najis!! "tukasnya berusaha menurunkan tangan sigadis itu. namun nihil terlalu erat.
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan