Story cover for BIARKAN CINTA BERBICARA 🌙️ by AivAtko31
BIARKAN CINTA BERBICARA 🌙️
  • WpView
    Reads 33,482
  • WpVote
    Votes 3,554
  • WpPart
    Parts 35
  • WpView
    Reads 33,482
  • WpVote
    Votes 3,554
  • WpPart
    Parts 35
Ongoing, First published Jun 11, 2020
Mature
"Dasar bisu! kamu apain anak saya sampai mau sama perempuan cacat dan miskin kayak kamu!" 

Hardik seorang wanita paruh baya dengan rambut tergelung anggun, yang tak lain adalah mertuanya sendiri.

Gadis itu hanya bisa menangis, memang ia bisa apa?

Hanya untuk menjawab "Tidak" saja ia tak mampu.

Ia hanya perempuan bisu,
Perempuan cacat,
Tak seharusnya ia berada di sini.

Mas Gara terlalu sempurna untuk bersanding dengan perempuan sepertinya...


:::

Start: 27/06/2020

:::

Note: 
📍 Jadikan Al-Quran bacaan utamamu
All Rights Reserved
Sign up to add BIARKAN CINTA BERBICARA 🌙️ to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
Sailing With You [END] by veyanaardiani
65 parts Complete
Perjalanan kisah cinta Gara seorang naval architect muda dengan Arunika mahasiswi magang yang bekerja membantunya. Siapa sangka pertemuan takdir itu mengungkap kisah masa lalu yang dipenuhi kesalahpahaman. Akankah bahtera Gara dan Arunika bisa terus berlayar di antara badai yang menerjang ? ..... Ceklek Sontak Gara menoleh. Dengan panik dia berlari namun naas kakinya tergelincir cairan licin di lantai. Tubuh Gara oleng tak seimbang namun dia berhasil menstabilkannya dengan gerakan reflek yang ia lakukan. Arun berkedip-kedip melihat pemandangan di depannya. Dia memang tak asing melihat cowok bertelanjang dada. Ardi sepupunya selalu begitu saat di rumah ketika gerah. Begitupun teman-temannya saat di kelas sehabis pelajaran olah raga. Tapi yang ia lihat kini Gara. Suaminya. Yang masih untouchable. "Mas Gara ngapain nari sambil handukan gitu ?"ceplos Arun menyembunyikan debaran di balik ekspresi heran. "Hah ?! Aku nggak lagi nari, Arun. Ini hampir jatoh" What the hell !!! nari ? Arun ngira gue nari ?! Masa gue tadi gemulai ? Padahal kehormatannya sebagai suami hampir di ujung tanduk begitu. Untung saja dirinya tidak jatuh tengkurap di hadapan Arun. Syukurlah hari ini masih bisa jaim (jaga image) "Oh.." Arun tak ambil pusing dan berjalan mengambil alat pelnya. ..... "Nama urus belakanganlah. Cari ukurannya dulu. Dihitung dirancang dulu. Baru dikasih nama." "No !!! Nggak bisa gituu. Bagi gue kapal itu udah kaya anak. Jadi ya kasih nama dulu baru dirawat dan dibesarkan sepenuh hati" terang Shofi. "Ya kan sebelum anak lahir lo harus bikin dulu. Ngidam dulu. Lahiran dulu. Baru dikasih nama" "Hmmmm....begitu ya" Shofi manggut-manggut membenarkan perkataan Arun. "Eiiiits....bentar-bentar. Bikin dulu ?! Ngidam dulu ?!" Ulang Shofi. "Tumben lo ikutan gak jelas nanggepin metafora gue" heran Shofi. Arun tersadar. Mengalihkan pandangannya dari buku dan menatap lurus Shofi di depannya. "Iya juga." jawabnya singkat dan meneruskan kembali bacaannya dengan cuek.
Maybe Tomorrow : Penyesalan (On Going) by librarika
45 parts Ongoing
Dunia ini sangat keras dengan perempuan, apalagi bila di masa lalunya terdapat sebuah aib besar 🌟🌟🌟 Mengandung di usia muda karena gaya berpacarannya yang bebas, Zia otomatis menghancurkan kehidupannya sendiri. Mulai dari kehilangan orang tua, berhenti sekolah dan dicemooh orang - orang sekitar, perlahan dia terima usai aibnya itu terkuak. Belum lagi kekasihnya, Elang yang tidak mau bertanggung jawab membuat hidup dia semakin sulit. Seiring bertambahnya usia wanita itu, karena menjadi orang tua tunggal tidaklah mudah, Zia mulai bertekad mencari ayah untuk sang buah hati. 'Hanya bisa menerima masa lalunya' cukup dengan satu syarat tersebut siapapun orangnya pasti akan dia terima, pikirnya. Sempat yakin akan ide tersebut, saat dijalani ternyata Zia justru cuma mendapat luka yang lebih alih - alih calon suami, sebab tak semua lelaki bisa menerima masa lalu buruk pasangannya, begitupun keluarga mereka. "Tentu, aku ingin bahagia, tapi bila mereka terus mempermasalahkan masa lalu apa aku perlu mempertahankan keinginanku untuk menikah?" - Zia Cassiopeia "Jangan menyukaiku, lukaku belum kering, kamu bisa saja ikut menderita karenanya!" - Raden Elang Aghastya "Semua orang punya masa lalu yang buruk, gak terkecuali aku, jadi gakpapa mencoba bangkit lagi dengan bantuan orang lain dan berharap bahagia!" - Garuda Biantara "Aku janji gak akan menuntut apapun darimu, aku bicara begini hanya mau kamu tahu perasaanku selama kita saling berinteraksi dan bertemu supaya aku gak canggung lagi!" - Luna Rea Nanda
You may also like
Slide 1 of 9
Sailing With You [END] cover
Maybe Tomorrow : Penyesalan (On Going) cover
Ketulusan Nafisya (On Going)✔️ cover
Antara Berjuang & Menyerah [SUDAH TERBIT] (REPOST) cover
Senyuman Penghipnotis Rasa cover
Mushaf Cinta Dari-Nya [ END ] cover
Mahar Surah Ar-Rahman Untukmu (END - TERBIT)✅ cover
GARIZAH JAUZA (END)  cover
Benang Takdir Azalea cover

Sailing With You [END]

65 parts Complete

Perjalanan kisah cinta Gara seorang naval architect muda dengan Arunika mahasiswi magang yang bekerja membantunya. Siapa sangka pertemuan takdir itu mengungkap kisah masa lalu yang dipenuhi kesalahpahaman. Akankah bahtera Gara dan Arunika bisa terus berlayar di antara badai yang menerjang ? ..... Ceklek Sontak Gara menoleh. Dengan panik dia berlari namun naas kakinya tergelincir cairan licin di lantai. Tubuh Gara oleng tak seimbang namun dia berhasil menstabilkannya dengan gerakan reflek yang ia lakukan. Arun berkedip-kedip melihat pemandangan di depannya. Dia memang tak asing melihat cowok bertelanjang dada. Ardi sepupunya selalu begitu saat di rumah ketika gerah. Begitupun teman-temannya saat di kelas sehabis pelajaran olah raga. Tapi yang ia lihat kini Gara. Suaminya. Yang masih untouchable. "Mas Gara ngapain nari sambil handukan gitu ?"ceplos Arun menyembunyikan debaran di balik ekspresi heran. "Hah ?! Aku nggak lagi nari, Arun. Ini hampir jatoh" What the hell !!! nari ? Arun ngira gue nari ?! Masa gue tadi gemulai ? Padahal kehormatannya sebagai suami hampir di ujung tanduk begitu. Untung saja dirinya tidak jatuh tengkurap di hadapan Arun. Syukurlah hari ini masih bisa jaim (jaga image) "Oh.." Arun tak ambil pusing dan berjalan mengambil alat pelnya. ..... "Nama urus belakanganlah. Cari ukurannya dulu. Dihitung dirancang dulu. Baru dikasih nama." "No !!! Nggak bisa gituu. Bagi gue kapal itu udah kaya anak. Jadi ya kasih nama dulu baru dirawat dan dibesarkan sepenuh hati" terang Shofi. "Ya kan sebelum anak lahir lo harus bikin dulu. Ngidam dulu. Lahiran dulu. Baru dikasih nama" "Hmmmm....begitu ya" Shofi manggut-manggut membenarkan perkataan Arun. "Eiiiits....bentar-bentar. Bikin dulu ?! Ngidam dulu ?!" Ulang Shofi. "Tumben lo ikutan gak jelas nanggepin metafora gue" heran Shofi. Arun tersadar. Mengalihkan pandangannya dari buku dan menatap lurus Shofi di depannya. "Iya juga." jawabnya singkat dan meneruskan kembali bacaannya dengan cuek.