Hidupku mungkin diatur seorang penulis diatas sana, sebagaimana aku mengatur jalan hidup para tokoh dalam cerita ini. Kadang-kadang aku ngeri, kalau Dia sedang melow, ditulisnya takdir hidupku yang melulu tentang kesedihan. Itupun masih lebih baik karena toh ada yang lebih mengerikan, yaitu jika takdirku ditulis tragis umpama kena santet atau dikutuk jadi mobil remot.
Jadi aku bersumpah, hidup Ikra dalam cerita ini kubuat sehati-hati mungkin supaya aku tak kena karma!
Jalanku sudah cukup liku. --Keluh kesah akan kisah kalah secara rutin melahap hidupku, sedikit demi sedikit sampai cuma tersisa sedikit--. Tak jarang aku mengira hidupku cuma sampai nanti sore, atau malam setelah minum kopi, atau lebih malam sedikit supaya aku bisa menyelesaikan tulisan ini.
Dear;
Tia, Alin, Jack Hummer, Mang Apin, ibuku tersayang, ayah tolol serta nenekku yang sudah tidak perawan,,,
,,
Semoga kalian masuk surga bersama seluruh pembaca cerita ini!
Amin!