Setelah mengalahkan dua Preman dengan mudah, gadis itu menghampiri Preman terakhir yang sedang bergetar ketakutan.
Gadis itu tiba-tiba menendang lutut Preman itu, membuat Preman itu langsung bersimpuh.
"Sebelum saya benar benar marah, sebaiknya om bawa temen om pergi dari sini sekarang juga!!" bisik gadis itu tepat di samping kuping Preman itu.
Membuat Preman itu bergidig ngeri dan menelan ludah susah payah.
Dan tanpa aba-aba Preman itu pun langsung berlari ketakutan, membawa kedua temannya yang babak belur dengan kesusahan.
"Cih, lemah," ucap gadis itu.
Lalu melanjutkan langkahnya yang tertunda dengan santai, seolah olah tidak ada yang terjadi.
Namun tanpa diketahui mereka semua, seorang Pria menyaksikan semua kejadian itu dengan badan menyender ke pohon dan bersedekap dada.
"Amazing Girl." Pria itu menyeringai."You will be mine!!" lanjutnya dengan mata yang masih menatap lurus gadis itu.
~~~
Yang suka sama pemeran wanita yang tangguh, ngga gampang ditindas, keren, badas. Cocok banget sama cerita ini. Satu Chapter cerita ini juga cukup panjang loh.
Kalian juga akan dikejutkan dengan aksi aksinya yang keren!! Penasaran ngga, kalo penasaran cus aja baca langsung. Kalian pasti ngga akan bisa berhenti baca!!
Ps : Mohon pengertian yah di Chapter awal-awal cerita, memang masih terlalu banyak basa-basi, ataupun kekurangan lainnya. Karena Authornya juga masih dalam tahap belajar.
Tapi di part kesana-sananya (part tengah sampai terakhir yang di publish) udah ngga ko, karena authornya juga udah banyak diberi saran dari pembaca. Intinya, di part awal-awal bisa aja kalian udah sedikit bosan, tapi kalian harus kuat baca sampai Chapter terakhir yah, dijamin kalian ngga akan nyesel👌
A Story By Novita Ramadhani🌟
Kaesar Morvayn Leonard, pemuda yang dikenal sebagai pemimpin geng Morvaylus, hidup dalam kekacauan dan pemberontakan. Namun, hidupnya berubah ketika ibunya mengungkap rahasia tentang ayah kandung yang selama ini tidak pernah ia kenal.
"Ibu akan menikah lagi. Keluarga calon suami Ibu... mereka tidak menerima masa lalu Ibu yang memiliki anak," ucap Marcia dengan suara serak.
"Kae, kamu harus menemui ayahmu. Kamu tidak bisa tinggal di sini lagi."
Terpaksa meninggalkan rumah, Kae memulai perjalanan untuk menghadapi masa lalu dan mencari jawaban, sambil melawan kemarahan dan rasa hampa yang membelenggunya.