Rose Petals [ COMPLETED ]
  • Reads 53,878
  • Votes 1,928
  • Parts 50
  • Reads 53,878
  • Votes 1,928
  • Parts 50
Complete, First published Jun 18, 2020
Mature
"Orang bilang, luka bakal disembuhkan dengan seseorang yang telah memberi luka... Dan juga waktu. Waktu yang akan memulihkan luka."

Satria yang culun, pemalu ibarat buku yang terbuka, diam-diam kagum dan jatuh cinta dengan Abella. 

Abella yang agresif, pendendam, senang mengintimidasi orang lain dan terlibat perasaan dengan Satria setelah berpisah dengan membawa penyesalan. 

Dan itu adalah mereka di masa remaja. Masa remaja yang begitu indah. 

Namun, bisakah takdir memihak Abella untuk bersama Satria? Hanya pria itu yang memuja dirinya dengan tatapan cinta. Walau begitu Abella merasa egois jika tidak mementingkan perasaan Satria. 

Hingga takdir itu membawa tangisan Abella. Percikan gairah yang begitu menggebu menyerang Abella dan Satria. 

Mereka membawa sifat yang berbeda dan saling mengendalikan emosi, tidak seperti masa remaja dulu. Satria yang tenang, menutupi luka dengan goresan tinta mawar. 

Mawar... Mawar adalah Abella. Kelopak mawar adalah lapisan hati Satria. 

Cover by app Pinterest


© 2020 by Cinnamonlovestories
Public Domain
Table of contents
Sign up to add Rose Petals [ COMPLETED ] to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Something Unfinished cover
LOSE OR GET YOU  cover
Place in Your Heart cover
IRIS  cover
Living With Berondong cover
Slow Burn [Completed] cover
In The Name of Marriage Contract cover
Bratty Wife cover
Di Hamili Hot Duda Mafia cover
PRAGIENKA cover

Something Unfinished

49 parts Ongoing Mature

"You see, aku tidak pernah mau berinvestasi kepada sesuatu yang timbal baliknya tidak memuaskan. Membayar biaya operasi ayahmu dan yang aku dapatkan kembali hanyalah uang dengan nominal serupa dengan jangka waktu yang sangat tidak jelas." "Sangat tidak menarik, Kavita." Kedua tangan Kavita semakin terkepal erat dan dengan air mata yang rasanya terus saja mendesak untuk keluar, ia bertanya, "Silahkan Bapak tetapkan bunga yang harus saya bayar. Meski saya harus kerja dari pagi sampai pagi lagi, saya akan melakoninya, Pak. Asal Bapak mau membantu saya." Zane menyeringai kecil. "Bunga? Aku punya banyak uang, Kavita. Bunga yang jumlahnya tidak seberapa dari hutangmu, aku tidak butuh." "Lalu apa? Bapak menginginkan apa dari saya?" Zane tersenyum puas dalam hati tatkala akhirnya ia mendengar kalimat yang diinginkannya. Pertanyaan yang bisa membuatnya memiliki perempuan di depannya, memilliki obsessinya.