Tidak semua hati itu kuat menahan badai, tidak semua wanita mampu menahan air mata yang di milikkinya dan tidak semua wanita bisa beradaptasi lagi dengan hal baru. Sesuatu yang pergi tanpa menetap akan selalu menjadi kenangan pahit yang akan terus di ingat. Banyaknya memori laci yang di milikki wanita membuat alam terkadang ragu untuk menolong. Bahkan sang waktu pun mundur dalam memberi waktu untuk membersihkan hal yang tak berguna di pikiran. Waktu tak bisa menyembuhkan luka tapi waktu bisa membantu kita untuk terus berusaha belajar menerima apa yang seharusnya kita terima. Menolak pun akan membuat alam marah, diri sendirilah yang harus menyembuhkan. Jika kau siap, jika kau mau, jika saja kau memperbolehkan alam mendukungmu maka sesingkat apapun itu Tuhan akan mempersiapkan waktu untuk menyembuhkan. Luna tak berhenti berharap bahwa setiap sesi kehidupan nya setiap hari selalu diberikan Tuhan kebahagiaan. Sayangnya kebahagiaan tak datang sendiri, dia selalu membawa sahabatnya bernama luka. Luna belajar menerima hal itu, dan berdamai dengan diri sendiri, hingga akhirnya dia tau bahwa yang datang pertama di hidupnya bukanlah orang yang seharusnya bermain peran penting dengannya hingga tua. Terkadang dalam sebuah film yang bagus pun tak jarang di tampilkan seseorang cameo untuk mendukung kehidupan di dalam film. Tapi percayalah, semua terasa berat karna jam tayang tidak selama yang harapkan. -Saturday, 27 june 2020 (published)