Dahulu, saat pertama aku mengenalnya,
Dia menceritakan hari-harinya
Dahulu, saat aku tertawa karena tingkah konyolnya
Tatapannya
Walau hanya dari kejauhan, namun hangatnya tatapan itu menusuk hingga ke dada
Aku yang diam-diam memperhatikannya hanya bisa tersenyum dan berbisik
“sungguh,seburuk apapun yang mereka ceritakan tentang mu, aku akan tetap membenarkan semua tingkahmu, aku akan tetap percaya padamu, tak peduli omongan mereka”
Dahulu, saat dia mengacuhkan ku.
Aku yang terdiam beku seribu bahasa
Hanya menganggukkan kepala, berusaha mengingat janji ku
detik itu
aku yang hidup dalam hiruk pikuk ruang bisu
Berbisik meyakinkan hati
“walau sudah berkali-kali kau acuhkan, aku akan tetap pada pendirianku,percaya padamu dan tak peduli omongan mereka.”
Biarlah, hanya setangkai mawar ini yang jadi saksi bisu cinta ku.
Biarlah, kata-kata dalam cerita ini yang menjelaskan semua hasrat hati
Biarlah, hanya kamu yang tau.
Biarlah.