1. Tumpang Tindih Aku dan Ibu, itu sudah cukup. Kami tidak butuh siapa-siapa lagi. Hanya kami berdua dalam ceruk yang sempit dan remang. 2. Kemarau Pendek Sulit menjelaskan bagaimana kejadiannya, pokoknya ketika Herman membuka mata, tiba-tiba dia tahu saja. [Dua cerpen surealis penuh kiasan yang sulit dicerna. Ditulis setahun lalu untuk lomba di kampus, nggak menang, tapi dibuang sayang. Silakan dibaca kalau mau tahu saya kalau lagi halu akut dan sok nyastra nulisnya gimana, haha.]