HOPE

Keesokan harinya, dipagi buta aku telah siap menjemput laki laki yang aku bahkan tidak tau namanya siapa, yang katanya baru pulang dari Kairo, dan yang katanya juga dia bisa membantuku menyesaikan deadline yang menumpuk ini. Biar saja aku tidak tau namanya, toh ayahnya sudah memberitahunya siapa yang akan menjemputnya kelak.
Pukul menunjukkan waktu 10.00 WIB dan aku sudah tiba di bandara, spontan aku mengamati papan informasi didepanku itu. Pesawat dari Kairo akan tiba sekitar pukul 11.30 WIB. Itu artinya, aku masih memiliki waktu bersantai 1 setengah jam lamanya. Dan akhirnya aku memutuskan untuk menghabisakan waktuku untuk bersantai di salah satu cafe yang memang telah tersedia di bandara. Aku memesan segelas es kopi susu dan beberapa camilan kecil lainnya. Kopi mengajarkan ku sesuatu yang begitu indah.
bagaimana kita menilai jika yang hitam tak selamaya buruk dan yang pahit tak selamanya luka.
Aku mencintai juga sekaligus membenci kopi. Aroma dan rasa khasnya membuatku nyaman, namun kafeinnya membuatku sulit bermimpi. Dari sini kita paham bahwa, Segala sesuatu indah hadir juga dengan lukanya. Kau ingin menerimanya, kau harus siap dengan luka yang juga akan hadir bersamanya.