aku dan diriku yang lain

Reads 94
Votes 10
Parts 4

Reads 94
Votes 10
Parts 4

broken cinta family hampa sahabat sakit teman topeng

ini hanya tentang isi hatiku. Bagaimana rasanya merasa sendiri disaat kita di keramaian, memakai topeng yang selalu tersenyum dihadapan banyak orang tetapi rasanya hampa.All Rights Reserved

broken cinta family hampa sahabat sakit teman topeng

Table of contents

4 parts

#173topeng

Content Guidelines

You may also like

patah mana yang tak kupulihkan sendiri, sakit mana yang belum pernah ku rasakan. Saat dunia menuntutku tegar tanpa memperdulikan bagaimana aku bertahan. Setiap luka selalu ku peluk dalam diam, sembari belajar mencintai diriku yang perlahan hancur. Mereka selalu melihat senyumku, tapi tak pernah tau pertempuran yang ku rahasiakan di balik hati dan pikiranku. Aku berjalan dengan hati yang lelah, namun tetap berdiri meski runtuh dalam sunyi. Aku menangis tanpa suara, meratap dalam jiwa yang hampir mati rasa. Bahkan nafas pun terasa sesak, seolah dunia tak memberiku kesempatan untuk sekedar tenang. Sebab kalau bukan diriku, siapa lagi yang memeluk hatiku sendiri, saat semua memilih pergi ketika aku paling membutuhkan.

" cih,ga nyangka gue ternyata sahabat yang selama ini gue anggep kaya sodara sendiri teryata kaya gini kelakuannya di belakang gue" kata gue " ckk, itu sih lo nya aja yang terlalu bego jadi orang ya gak da, makanya jadi orang tu punya otak buat mikir" kata anesya sambil naikin alisya sebelah " yoi sya" kata melda sambil tersenyum sinis😏

seorang remaja yang memiliki trauma mendalam atas masa kecilnya, namun trauma itu perlahan akan sedikit terobati karena kehadiran orang yang baik di sekitarnya

Ketika baik,bodoh,bego,tolol menjadi satu "Kamu gk prnh ngerasain,rasanya jd aku itu gmn Sakitt il..hiks"tangis meimei pecah

Mereka menyebutnya sebagai rumah, tapi bagiku ini hanya tempat dimana aku belajar bertahan, bukan tempat untuk aku kembali

Tentang Hati Yang Terlalu Sulit Untuk Melupakan

Halaman Hidupku

patah mana yang tak kupulihkan sendiri, sakit mana yang belum pernah ku rasakan. Saat dunia menuntutku tegar tanpa memperdulikan bagaimana aku bertahan. Setiap luka selalu ku peluk dalam diam, sembari belajar mencintai diriku yang perlahan hancur. Mereka selalu melihat senyumku, tapi tak pernah tau pertempuran yang ku rahasiakan di balik hati dan pikiranku. Aku berjalan dengan hati yang lelah, namun tetap berdiri meski runtuh dalam sunyi. Aku menangis tanpa suara, meratap dalam jiwa yang hampir mati rasa. Bahkan nafas pun terasa sesak, seolah dunia tak memberiku kesempatan untuk sekedar tenang. Sebab kalau bukan diriku, siapa lagi yang memeluk hatiku sendiri, saat semua memilih pergi ketika aku paling membutuhkan.

More details