"Rin!"
"Apaan?"
"Gue tau lo nggak suka sama Lira, tapi... apa perlu lo jahatin dia?"
"Maksudnya?"
"Gue nggak tau masalah lo sama Lira, gue nggak tau Lira salah apa sama lo."
"Ar?"
"Kita itu sodara Rin, gue nggak mau hubungan kita jadi buruk cuma karna masalah begini." Aron menatap lekat saudara kembarnya, "jadi... gue mohon lo jangan gangguin Lira lagi."
"Aron dengerin gue dulu, gu-"
"Ayo Ra!"
Pasangan muda-mudi itu meninggalkan Arin yang masih bingung dengan apa yang baru saja terjadi, barusan itu apa? Dia, dia dituduh? Padahal Arin tidak melakukan apa-apa pada Lira.
Arin mendongak, memerhatikan Aron bersama Lira yang sedang menatap Arin dengan senyum liciknya.
Ah, Arin tau.
Lira ya? Ternyata cewek itu, cewek Aron yang egois dan sangat tidak suka pada kedekatannya dengan saudara sendiri.
Arin tersenyum masam, merasa miris dengan masalah yang baru saja menimpanya.
:/
Boylove.
/Dalam sekejap, hidup seorang pemuda berusia 19 tahun berubah total. Jiwanya terlempar ke tubuh seorang bayi yang bahkan tak memiliki identitas.
Bayi itu ditinggalkan begitu saja oleh seorang wanita muda di depan rumah mewah di sebuah desa sunyi. Tangisnya yang memilukan menjadi satu-satunya cara untuk menarik perhatian penghuni rumah tersebut.
Namun, apakah tangisan itu akan membawanya menuju kehidupan yang lebih baik? Ataukah hanya menjadi awal dari penderitaan panjang di dunia yang tidak dikenalnya?/
---
*cerita pertama*
/jika ada kesamaan itu tidak sengaja dan tidak tau, riil hasil dari otak/
Update gak tentu, tergantung mood