Story cover for Cerita Bianglala dalam Semesta by ciratyeha
Cerita Bianglala dalam Semesta
  • WpView
    Reads 1,260
  • WpVote
    Votes 248
  • WpPart
    Parts 19
  • WpView
    Reads 1,260
  • WpVote
    Votes 248
  • WpPart
    Parts 19
Ongoing, First published Jun 22, 2020
Kelabu Nubiana di masa kecil amat menyukai bianglala. Tiada akhir pekan pun perayaan ulang tahun terlewati tanpa wahana favoritnya, hingga sebuah perkara memutarbalikkan Kelabu sebagai pembenci bianglala. Kiranya, bianglala menjelma bianglara dalam semesta sedari sosok berharga di hidupnya menghilang begitu saja. Tepat sesaat bianglala menjadi tempat terakhir pertemuan mereka.

Pemilik Semesta masih mengatur jalan cerita. Kelabu beranjak remaja lalu berjumpa dengan pemuda bernamakan Baga Akarsa. Tak sedikit durasi dihabisi bersama membuat definisi akrab tercipta tanpa kehendak.

Namun, siapa sangka, Baga rupanya menyimpan sesuatu yang selama ini Kelabu cari. Suatu hal yang bersangkut paut dengan kepergian sosok itu. Rangkaian kenyataan yang ditutupi perlahan terbongkar. Diiringi akhir yang kian menghampiri dan Kelabu harus kehilangan, lagi.

"Kelabu, bianglala di cerita kamu belum saatnya untuk berhenti. Biarkan bianglalamu tetap berotasi, ada ataupun ketiadaan dia di semesta ini."

[Bab baru akan dipublikasi setiap hari Sabtu]
All Rights Reserved
Sign up to add Cerita Bianglala dalam Semesta to your library and receive updates
or
#189kepergian
Content Guidelines
You may also like
Rainangkasa #2 [END] by AmandaPutri685
38 parts Complete
Hujan memang diciptakan untuk dijatuhkan. Semau dan semampu apapun hujan bertahan, tetap saja jatuh ialah keharusan. Semesta tak kenal kasih. Semesta tak pernah memilih. Jika sebuah hati berpaling, itu bukan salah semesta. Jika pada akhirnya harus mengenal perpisahan, itu juga bukan salah semesta. Salah seseorang yang tak bisa menjaga, salah seseorang yang hanya memberi kecewa. Hujan tak pernah menuntut perlakuan istimewa, namun bukan berarti dirinya diabaikan. ***** "Sa, aku cuma bantu kamu buat bebas. Biar kamu gak lagi sembunyi-sembunyi jalan sama cewek mana pun. Ini satu-satunya cara yang terbaik buat aku dan juga kamu." "Ra... " suara Angkasa berubah parau. Gerimis yang jatuh seakan menusuk seluruh tubuh Angkasa membuatnya merasa kesakitan, terutama hatinya. Namun di sini bukan hanya Angkasa yang merasa sakit, tapi Raina juga. Perempuan itu jauh lebih sakit. "Gue janji, Ra. Gue janji bakal berubah. Kasih gue satu kesempatan lagi." pintanya. Raina menggeleng seraya menarik lengannya. Kemudian, ia beranjak bangun. Disusul oleh Angkasa. Kini keduanya saling berhadapan dengan keadaan basah kuyup. "Aku harap suatu saat kamu temuin perempuan yang bisa bikin kamu bahagia, Sa." ***** Hubungan mereka berada di ambang perpisahan ketika perlahan-perlahan seseorang mengusik hati masing-masing. Ketika kisahnya tak lagi tentang dua orang yang jatuh cinta, tapi tentang dua orang yang sama-sama terluka, sama-sama mencoba bertahan, dan sama-sama melepaskan. Hujan sudah cukup sabar selama ini. Lantas, apakah masih ada kesempatan untuk merekatkan kembali yang retak? Mengembalikan kepercayaan yang dipatahkan?
You may also like
Slide 1 of 10
Senja Terakhir Semesta✔️ cover
Rainangkasa #2 [END] cover
Benalu [Proses Terbit] cover
HE IS MARCH cover
Ex or New? [REVISI] cover
Diary Ayra: Cerita Cinta SMA cover
Audrey (New version) cover
MARSHED cover
Smeraldo [End] cover
Rajendra  [SEGERA TERBIT] cover

Senja Terakhir Semesta✔️

19 parts Complete

Semesta Arya Pratama selalu merasa hidupnya seperti langit mendung-kelabu, sesak, dan tidak pernah benar-benar terang. Sebagai anak kedua dalam keluarga yang lebih sering menuntut daripada memahami, ia tumbuh dengan luka yang tak terlihat, terbiasa menyimpan semuanya sendiri. Ia bukan anak yang gagal, tapi juga tak pernah dianggap cukup. Hingga di suatu hari, di sudut perpustakaan yang sepi, ia bertemu dengan Cahya Langit Maheswari. Gadis pendiam yang selalu menunduk, seolah berusaha menghilang dari dunia. Langit tidak banyak bicara, tapi kehadirannya entah bagaimana membuat Semesta merasa sedikit lebih ringan. Namun semakin lama, Semesta justru semakin kehilangan arah. Semakin hari, tekanan dari keluarganya kian menyesakkan. Beban yang ia pikul semakin berat, tapi tak ada yang benar-benar melihat. Dan ketika semuanya terasa terlalu melelahkan, ia membuat keputusan yang tak bisa diubah. Semesta pergi, meninggalkan keheningan yang menggema. Meninggalkan cerita yang tak akan pernah bisa diulang. Dan setelah ia tak ada, barulah dunia menyadari betapa berartinya Semesta.