_harapanku adalah mewujudkan harapanmu_
Bintang Elvara Anatasyia.
Gadis cantik berusia 17 tahun yang sedang duduk di bangku kelas 12 tersebut harus merelakan masa remajanya untuk menikah, bukan karena keinginannya untuk menikah muda tapi karena perjodohan yang orang tuanya inginkan.
Masih mending kalau sama cogan,lah ini udah sama om om umur 27 tahun, muda kagak, ganteng kagak, akhlaknya remedi, masa yang kebagian cuman jeleknya kan, HIH!!-Batin Bintang.
Awalnya saat pernikahan hampir berlangsung semua mengira akan berjalan lancar, namun pengantin pria kabur, mau tak mau teman kelasnya lah yang mengantikan posisi pengantin pria.
"Tang abis ini mau kemana ?," Tanya seorang cowok, yang bernama
Bulan Prananda Franklin.
Cowok manis berparas tampan yang bisa saja menfaatkan wajahnya untuk menjadi Pak Boi diera digital peradaban manusia saat ini. Tapi hanya saja ia memilih menjadi good boy karena katanya hatinya selebut sutra, seharum comberan, dan secerah batu nisan.
"Lah gak kemana manalah, capek mau pulang," jawab Bintang seadanya.
"Jangan jangan kita jodoh, Tang." Ucapnya tanpa dosa.
"Gak nyambung njir."
"Lah katanya kan jodoh gak akan kemana mana." Jelasnya.
Cerita ini menceritakan tentang kisah seorang bernama Bintang dari zaman sekolah sampai sudah menikah.
Selamat membaca(^^)
DILARANG KERAS MENJIPLAK.
Mengunakan bahasa baku dan non baku. Sebenernya author kagak tahu SMA kayak gimana karena aku masih PAUD🤣, jika ada kesalahan dalam cerita ini mohon dimaafkan 🙏🙏🙏,
Jangan lupa follow akun ini dan Ig author(@juwitaimalia),
Selamat membaca semua🌚.
Picture by pinterest.
Star : Saturday, 11 July 2020
End. : -
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan