'Sedih...?'
.
.
.
'Untuk apa aku bersedih?'
.
.
.
'Takut...?'
.
.
.
'Untuk apa aku takut?'
.
.
.
'Benci...?'
.
.
.
'Untuk apa aku benci?'
.
.
.
'Takdir...'
.
.
.
'Satu perkara yang menyediakan, satu perkara yang menakutkan...'
.
.
.
'...dan satu perkara yang paling aku benci!'
.
.
.
'Kenapa...?'
.
.
.
'Kenapa takdir aku begitu kejam...?'
.
.
.
'Aku cuma ingin merasakan bahagia...'
.
.
.
'Bahagia, seperti saat aku melihat mu tersenyum, namun...'
.
.
.
'Jika kesakitan yang aku rasa kan ini akan membuatmu puas, maka pukul lah aku..."
.
.
.
'Jika kejatuhan ku membuatmu ketawa, maka jatuh kan lah aku berkali-kali..."
.
.
.
'Jika tangisan ku membuat kau tersenyum puas, maka buatlah aku terus menangis...'
.
.
.
'Kerna aku hanya ingin melihat kau bahagia...'
.
.
.
'Biar di kehidupan ini...'
.
.
.
'...atau di kehidupan lainnya...'
.
.
.
'Arigatou...'
.
.
.
'Arigatou nee, kerna pernah menemani aku saat aku sendiri...'
.
.
.
'Semoga kita bisa bertemu lagi di kehidupan lain...'
.
.
.
'Dan jika kita masih tak di takdir kan untuk bersama maka, aku akan tetap menanti mu di kehidupan seterusnya!'
.
.
.
Kisah tragis seorang gadis yang mati kerana cinta selama lima kehidupan. Dia bisa mengingat setiap memori tentang dia di kehidupan dahulu kerana dia memiliki takdir Phoenix, entah itu sebuah keberuntungan atau sebuah bencana bagi gadis itu. Alhasil di kehidupan ke enam gadis itu memutuskan bahawa dia tak ingin jatuh cinta lagi dan hanya menjalani kehidupan nya seperti biasa dan menunggu sehingga ajal menjemput nya.
.
.
.
"Untuk apa keabadian ini jika aku kehilangan orang yang aku sayang?"