Seorang gadis berkulit putih dengan rambut kuncir kuda sedang memainkan ponselnya. Pakaiannya tampak sederhana, semburat senyumnya pun sangat hangat meski jarang ia tampakkan di depan banyak orang. Wajah seriusnya begitu cantik, kalau marah ia terlihat begitu menggemaskan. Begitulah pandangan orang-orang sekitar terhadapnya. Hidupnya berubah saat ia mulai mengenal cinta. Berada diantara dua pilihan bukanlah keinginannya. Gadis itu seperti langit, menjadi harapan seseorang yang ingin bersemayam di semestanya. Lalu sosok bulan itu muncul ke kehidupannya, mulai menyinari langit malam meski tidak seterang matahari. Tapi, apakah menyinari saja cukup?