Story cover for Just's Camera(?) by iceteagurl
Just's Camera(?)
  • WpView
    Reads 1,065
  • WpVote
    Votes 277
  • WpPart
    Parts 5
  • WpView
    Reads 1,065
  • WpVote
    Votes 277
  • WpPart
    Parts 5
Ongoing, First published Jun 25, 2020
Sharon Blizjackuel beruntung diberikan sebuah kamera. 

Bukan sembarang kamera. Kamera itu justru selalu menuntunnya memberi petunjuk dalam menghadapi berbagai macam masalah. Mulai dari masalah  keluarga, asmara, serta nasibnya yang selalu saja sial.

Pemilik kamera itu menyuruh Sharon untuk menyembunyikan apapun tentang kameranya sebelum menyerahterimakan kamera itu pada Sharon.

Namun, sampai kapankah keberadaan kamera itu terus tersembunyi?





______________________________________________

Pertama kalinya aku terjun ke dunia fantasi. Please be smart reader, yap! Jangan lupa tinggalkan jejak berupa follow, vote dan juga komen sebagai bentuk dukungan kalian terhadap ceritaku ini~

Terima kasih❤️
All Rights Reserved
Sign up to add Just's Camera(?) to your library and receive updates
or
#101camera
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 8
Rumah Tanpa Pintu [ON GOING] cover
Evanescent [END] cover
REX-Nya ALA [TERBIT] cover
I'm Not Perfect ||《NA JAEMIN》 cover
Evanescent cover
Androphobia Love ✔ cover
The Destiny of Photographer (SUDAH DITERBITKAN) cover
Aku Memilihmu [Tamat]✔ cover

Rumah Tanpa Pintu [ON GOING]

13 parts Ongoing

"Aku yang bakal bawa Dhega." "Kamu gila, Bayu? Kamu gak mikirin anak-anak? "Aku atau kamu yang gila? Aku atau kamu yang nggak mikirin anak-anak?" Sedari ia kecil sang ibu selalu memarahinya dengan alasan jika ia harus berguna dan tidak merepotkan orang lain. Ibunya yang selalu meremehkan hal-hal kecil yang ia lakukan, ibunya yang selalu mementingkan dan mengutamakan sang anak pertama. Dunianya kala itu harusnya hanya tentang bermain, malah ikut andil dalam permasalahan orang dewasa. Dan naasnya, ia harus melihat kedua orang tuanya yang memilih untuk berpisah. membuat dirinya harus ikut dengan sang ayah. Semesta Radhega yang tidak ingin melulu menjadi akhir, ia juga ingin menjadi yang utama, yang selalu diprioritaskan ibunya. "Begitu sulit menyuarakan luka, saat mereka terus-menerus mendesakmu untuk sempurna."