[𝐂𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞𝐝] ❬ 𝗛𝗶𝗻𝗱𝗶𝗮-𝗕𝗲𝗹𝗮𝗻𝗱𝗮, 𝟭𝟵𝟮𝟳 ❭ Tiap garis hidup itu punya aksara masing-masing yang membikin itu hidup mau hitam atau putih (atau mungkin abu-abu, barangkali) Cakrawala kemanusiaan terlalu meliuk menyucikan insani. Suci yang dibalut kemunafikan. Dan itu manusia. Kelumpuhannya dari kekuatan secara alami bisa terjadi kalau lagi diradang pesakitan. Mari selami kehidupan anak manusia yang lagi mengarungi penghidupan dari bilik kolonialisme yang komersalis, bersama jiwa-jiwa feodal yang punya digdaya dalam singgasana. Mencipta cerita antara kawula dengan tuan-tuannya. Dan dua dara yang lagi hidup disini, punya jalan masing-masing menempuh alur penghidupan. Walau pada akhirnya juga yang mereka temui adalah cuma kebinasaan. ❝Jangan risau, Mama,❞ kata salah seorang dari dua dara itu pada satu kali waktu. ❝Tuhan akan betul-betul lindungi kita. ❞ ❝Sebab ... Tuhan tak pernah tidur.❞ ••• Genre : Historical Fiction Started : July, 2020 End : April 2021 [𝗦𝘁𝗼𝗽 𝗽𝗹𝗮𝗴𝗶𝗮𝗿𝗶𝘀𝗺, 𝗯𝗲 𝗼𝗿𝗶𝗴𝗶𝗻𝗮𝗹] Noted: Cerita ini sedang dalam masa revisi dan pengeditan, termasuk pergantian judul dari An with An A and E menjadi "[Lacrimosa]; Dara-Dara Runtuh."
35 parts