Wanita cantik berdarah Asli Jawa, panggil saja Binay (Abinaya Ayudisa). Kata orang, Binay adalah sosok wanita sempurna dengan paras khas Jawanya yang anggun, cerdas, baik hati, lembut dan kaya raya. Setiap mata memandang beranggapan bahwa dia bahagia karena dikelilingi oleh orang-orang yang menyukai dan mengaguminya. Namun itu tidak berlaku untuk Binay, karena segala kesempurnaan yang ia miliki membuatnya harus rela kehilangan lelaki yang amat ia cintai, sosok Juang (Satya Juang). Ketika kata "Hubungan kita itu apa?" terlontar dari mulut Binay, seketika suasana sayu, hangat, semilir angin, dan percikan air pantai yang sedang dimainkan oleh pengunjung lain berhenti dan menjadi hening dengan jawaban "Jika kamu ingin kepastian, aku mundur". Detik itu bom waktu seakan dinyalakan dengan sekali ledakan, BOMM seketika kehidupan Binay hancur, hangus tidak tersisa, hari-harinya tidak berjalan mulus, hatinya sakit, pikirannya kacau, dan raganya layu tak bertulang. Binay membenci keadaan ini, dimana dia harus menerima kenyataan pahit itu, bahkan setelah 2 tahun perpisahannya, gejolak yang pernah muncul hanya bisa diredakan tapi tidak dilupakan. Perasaannya masih sama, hatinya masih penuh, harap(asa)nya masih ada. Bertahun-tahun untuk menetralisir kenyataan pahit itu, dia mencoba menyalahkan salah satu pihak yaitu Juang, namun dia sadar alasan atas keputusan itu bukan salah Juang. Kemudian menyalahkan sosok wanita lain yang mencintai Juang, namun wanita itu tidak sepenuhnya salah, dia hanya mencintai tapi tak berhasil mencuri hati Juang. Lalu menyalahkan orang tua Juang, tapi perkataan orang tua Juang benar, tak selayaknya seorang lelaki jantan menggenggam sebuah mawar begitu erat sedangkan dia belum layak untuk menjaganya dalam pelukan. Lantas siapa yang berhak di cap salah dalam hal ini? jawabannya diri sendiri, iya, sepertinya yang paling pantas disalahkan dalam hal ini adalah dirinya sendiri. "Aku membenci diriku sendiri sebagai sosok pecinta" 02 Juli 2020
5 parts