Hanya satu moment, benar benar satu dan tidak akan lebih indah dari apapun
"Tak apa, tugasku hanya menunggu sampai kau yakin akan aku, dan ingatlah satu, tujuanku selalu yakin jika itu dirimu" ~ Kim Seokjin
.
"Berkencan dengamu belum tentu kau mau," ~ Min Yoongi
.
"Jangan berdandan terlalu lama, itu akan membuatmu semakin terlihat cantik" ~ Jung Hoseok
.
"Tetaplah jadi gadis periang, jangan menangis, itu menyakitiku. Jadikan aku alasan atas semua kebahagianmu" ~ Kim Namjoon
.
"Diamlah, organ dirongga dada sebelah kiriku sedang gila sekarang" ~ Park Jimin
.
"Mengertilah, tolong mengerti aku sekali saja, aku sudah menuruti semua kata-katamu, tolong sekali ini saja kau menurut apa kataku,a-aku tidak bisa melihatmu terluka, aku hanya ingin melindungimu" ~ Kim Taehyung
.
"Jangan jatuh lagi jika aku tidak disampingmu, jangan mengumpat hanya karena kaleng soda, jangan telat makan hanya karena kau tidak mau kalah jika bermain game denganku, dan jangan ..." ~ Jeon Jungkook
.
.
Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput.
"Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah.
"Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin.
'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.