Nier adalah Dewa Kematian tertua kedua, namun dia mendapatkan panggilan 'Kakak Tertua' dari Dewa Kematian yang lain karena suatu alasan. Prinsipnya dalam menjalankan tugas adalah tidak mau membuat manusia semakin tersiksa. Itu sebabnya, dia tidak pernah memberikan kesempatan kedua.
Lalu, suatu hari Hadesz, Ayah para Dewa Kematian atau Dewa yang telah menciptakan para Dewa Kematian, memutuskan untuk pensiun dari jabatannya. Dari kesepuluh Dewa Kematian yang ada, Hadesz menunjuk Nier sebagai penggantinya setelah Clint (Dewa Kematian tercerdas) dan Avandra (Dewa Kematian terbijaksana) menolak permintaannya.
Nier bersikeras menolaknya, karena menurutnya Clint atau Avandra lah yang pantas. Namun karena Nier adalah kandidat terakhir penggantinya, Hadesz meminta Nier untuk memikirkan tawarannya sambil mengunjungi kesembilan Dewa Kematian lainnya.
Dalam kesempatan itu, Nier mencari tahu apa alasan sebenarnya Clint dan Avandra menolak tawaran Hadesz. Dan kesempatan itu juga membawanya mengenal lebih dekat Dewa Kematian lainnya. Di mana setiap Dewa Kematian memiliki sifat dan prinsip yang berbeda-beda. Yang pada akhirnya, membuat Nier perlahan mengetahui setiap tabir yang tersembunyi di balik setiap sosok Dewa Kematian dan alasan di balik kepensiunan Hadesz.
Jarvis : "Dek dipanggil Bunda, tuh di suruh bangunin yang lain."
Harvis : "Bunda nyuruh gue atau lo-nya aja yang males?"
Naresh : " Anjir Reyhan tidur ilernya berlimpah!!"
Reyhan : "Ini tuh mahakarya!"
Mahen : "Maharkarya endasmu!"
Cleo : "EZZA! NGAPA LO TENDANG-TENDANG GUE?!!!"
Ezza : "Suruh siapa Lo tidur melukin gue?"
Orang bilang, masa putih abu-abu adalah masa yang paling indah yang pernah dirasakan. Namun, sepertinya rasa itu tidak pernah dirasakan oleh Harvis Adiwangsa ketika dia menemukan sesuatu yang membawa hidupnya, kembarannya dan teman-temannya dalam bahaya.
Lantas, keputusan apa yang akan Harvis ambil ke depannya?
Historia : Case Story
Originally Written by articsicic