Seseorang pernah berkata kepadaku, jangan pernah membenci sesuatu terlalu dalam. Karena boleh jadi, sesuatu yang amat kamu benci saat ini kelak justru yang terbaik bagimu.
Dan, jangan juga terlalu dalam ketika mencintai. Karena boleh jadi, apa yang kamu cintai saat ini kelak akan mengecewakanmu.
Awalnya aku tak percaya ucapan itu, hanya menganggapnya omong kosong semata. Karena menurutku hukum alam itu selalu berbanding lurus.
Yang benci, akan tetap selamanya benci dan yang cinta akan selamanya begitu.
Kalau saat ini aku membenci sesuatu, maka aku akan membencinya sampai suatu saat kelak, dan apabila aku menyukai sesuatu maka aku tidak akan melupakannya sampai kapanpun, apalagi sampai membencinya. Tidak akan!
Tapi, siapa sangka jika semesta berkata, kalau aku telah salah.
Dan itu terbukti.
Awalnya aku membenci lelaki itu. Tidak ternilai lagi seberapa besarnya, cukup Tuhan saja yang mampu mengukurnya. Aku juga pernah mengatakannya dengan lantang didepan laki-laki itu bahwa aku benar-benar membencinya.
Tak pernah terfikir olehku jika kelak, hatiku akan jatuh kepadanya. Hatiku akan memilihnya. Tak ada yang menyangka kalau akhirnya kini aku menjadi miliknya.
Sungguh, sebelum ini jatuh cinta kepadanya benar-benar tidak ada dalam daftar mimpiku. Sesuatu yang mustahil sekali untuk terwujud. Itu karena aku memang tak pernah sedikitpun menginginkannya ada.
Tapi sekali lagi, semesta mengatakan kalau aku telah salah.
Dan aku meyesalinya sekarang, bukan karena aku telah jatuh cinta kepada lelaki itu. Tapi karena seharusnya dulu aku tak perlu bermain-main dengan lidah. Karena hati tak bisa diajak bercanda.
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 5)
ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎
______________
"Bul ayo dong mau ya, ya? Istri gaboleh nolak ajakan suami ingat kata Mommy!"
"Apasih Gar? Sehari aja gak rewel bisa?" sungguh Bulan malas sekali meladeni bayi besar ini.
"Kita bikin proyek baby triplets, biar yg satu jadi atlet basket, yang kedua jadi pesepak bola, terus yg terakhir jadi pemain volly!
☽☽☽☽
Pernah dengar kata seorang antagonis terlahir dari orang baik yang tersakiti?
Mungkin itu juga yang Bulan Nayara Ayudisha labelkan pada salah satu tokoh Antagonis berperan jahat dalam novel Fatamorgana, Sagaragas Gelano Andromeda tokoh pria yang memiliki masa kecil suram dan gelap karena dibuang kedua orang tuanya hingga mendapatkan banyak bullying dari anak sebayanya.
Siapa sangka laki-laki yang memiliki garis bekas luka diatas alisnya justru tumbuh menjadi pria dewasa dengan kepribadian keras juga dicap berhati dingin oleh semua murid SMA Amandora, sekaligus pemimpin gangster besar bernama CERBERUS yang dalam artian adalah anjing dari neraka, dibalik karakternya yang hanya muncul di akhir cerita hanya untuk menyempurnakan kedua pemeran utama.
Tujuan hidupnya hanya untuk membalaskan dendam pada setiap orang yang dulu mencelanya hingga dia diambang kematian.
Sekarang bagaimana jadinya jika Bulan memasuki salah satu peran dalam novel itu?
Peran Rembulan Marliana Amarylis Antagonis perempuan yang menjadi sebab adanya bekas luka diwajah Sagara, apakah tekadnya untuk menjauhi peran jahat dirinya akan berjalan mulus saat keduanya malah terjalin dalam satu ikatan pernikahan?