Thalitha pikir, dia tidak akan mengenal cinta lagi.
Thalitha pikir, hatinya akan membeku tak mau membukanya lagi.
Thalitha pikir, dia hanya fokus pada masa depannya.
Semuanya tentang "PIKIR".
Hadirnya lelaki dengan nama yang tak biasa-Pangeray, perlahan-lahan meruntuhkan "pikiran" Thalitha.
Dan, Thalitha terjebak.
****
"Nama gue Pangeray pake Y, tapi lo ubah-ubah jadi Pangeran. Gak menghargai pemberian nama orangtua gue banget lo!" -Pangeray Azmond
"Nama lo udah tanggung-tanggung. Kenapa gak Pangeran aja, sih? Pangeran pake N, kan mantap" -Thalitha Daretsa.
__________________
"Kita berbeda. Gue suka warna pink, lo suka warna biru. Gue suka kentang, lo permen tangkai. Hobi gue membaca novel, lo bermain game dan piano. Kita berbeda, Ray."
"Kenapa perbedaan ini tidak kita satukan saja?"
Gadis itu tertawa pelan. "Pink campur biru jadinya ungu, artinya janda?
Kentang campur permen tangkai, itu gimana rasanya?
Novel dan Game, sama-sama bikin lupa waktu, 'kan?"
Ini kisah tentang Thalitha Daretsa, gadis penikmat kentang, penyuka warna pink, dan hobi membaca novel.
Dengan lelaki penikmat permen tangkai, penyuka warna biru, dan hobi bermain game serta pandai bermain piano, Pangeray Azmond.
NB: Cerita ini murni dari hasil imajinasi saya, jika ada kesamaan, itu hanya kebetulan.
Hanya penulis amatir yang baru belajar menulis cerita ^^
Jadi, jika ada kesalahan penulisan, mohon dimaklumi.
Menerima saran serta kritikan jika ditulis dengan bahasa yang sopan. Terimakasih.
YANG MASIH DI BAWAH 19+ SKIP CEIRTANYA, DISINI ADA BEBERAPA ADEGAN YANG MENGANDUNG 🔞
Bagaimana jadinya jika musuh berubah menjadi seseorang yang kita cintai?
"A collection of weak earthworms!" ucapnya sinis seraya mengacungkan jempol kebalik.
Sang ketua dan juga anggota DAREDEVIL lainnya tercengang mendengar ejekan itu. Terutama ketua dari mereka, Alexander Galaxi. Tangannya mengepal hingga kuku-kukunya memutih menahan amarah.
"Tuh orang siapa sih, gak ada peting beliung dateng-dateng jadi pengacau." ucap Bima Bastian anggota dari geng Alexander.
"Nyari mati mungkin!" tukas cowok yang bernama Bagas Raymond.
Senyum mengejek terpancar di balik masker itu. Aura kekejaman dan dendam telah membutakannya. Dendam yang sudah lama ia pendam, dan sudah saatnya dia membalaskan semua pada orang-orang sampah itu.
"Musuh baru." ucap Alexander dingin.
[CERITA INI MENGANDUNG KATA-KATA KASAR, PENUH KEKERASAN, PELECEHAN. HARAP BIJAK UNTUK MEMBACA.]