Emma, seorang wanita yang lahir di dunia ini dengan penuh senyuman, kehidupannya yang bisa di bilang rumit tak membendung dirinya untuk selalu senyum. Realita tentang hidupnya tak seindah ketika ia bermimpi, keanehan tentang semua itu akan hilang ketika ia tak memikirkan itu semua. Karena, senyumnya bisa menjadi sebuah penghias dirinya.
Pertemuan kami tak seindah cerita Romeo dan Juliet, di tempat yang ramai oleh orang-orang, tapi terasa tak bersama orang-orang sekitar, pertemuan kami saling terkoneksi karena kami saling terhibur, senyumnya selalu menghiasi dirinya, malaikat akan selalu mencatat kebaikannya, karena senyum adalah ibadah.
Tapi, hubungan kami terlalu larut dalam tertawa, tak terasa hubungan lama ini hanya menghasilkan sebuah candaan. Rasa emosional kami tidak terbangun, kami saling mecintai, tetapi kami tidak seperti berada dalam hubungan, karena kami kurang kedekatan untuk saling memberikan rasa kasih sayang. Emma terlalu larut dalam kehidupan pribadinya, sehingga ia lupa untuk memberikan kesan baik kepadaku ketika ia bercerita panjang tentang kesehariannya. Ada yang salah, memang. Semua kami anggap itu bercanda, tak pernah serius. Menjadi serius kalau ada satu hal yang mengkaitkan hubungan kita dengan orang lain.
Dan ketika perpisahan terjadi, aku tak menyesal, tak sedih sedikitpun, dan justru aku mendapatkan hal berharga dari hubungan ini, yaitu menghargai pasangan. Perasaan ini akan selalu terjaga, hubungan ini akan tetap baik, kalau kita berfikir hubungan itu bukan semuanya karena cinta.Wszelkie Prawa Zastrzeżone