"KAK RAFA!" teriak gadis polos, imut, mungil dan cantik itu pada lelaki yang tengah berjalan menuju ruang osis.
Rafa yang namanya dipanggil memberhentikan langkah nya, namun ia tak berbalik untuk melihat siapa yang memanggil nya, karena ia sudah tahu betul siapa yang akan memanggil nya disetiap pagi.
Gadis itu melangkah kan kaki nya dengan cepat menuju Rafa, kini ia tengah berdiri dihadapan Rafa dengan kotak bekal di tangannya dan juga senyum manis diwajahnya.
"Bekal buat kak Rafa, jangan lupa dimakan yah, seperti biasa Lita tadi pagi udah buatin bekal kaya yang biasa Lita bawain hehe" ucap gadis bernama Lita itu terkekeh, lalu menyodorkan kotak bekal bergambar doraemon.
Rafa tidak menerimanya, bahkan tidak menjawab ucapan Lita sedikit pun, membuat Lita menghela nafas kecewa, seperti biasanya, ia selalu membawakan Rafa bekal namun pemuda itu tidak pernah mau menerimanya bahkan kalau pun diterima bekal itu akan ia buang.
Rafa memandang Lita sinis "harus berapa kali saya bilang? Saya ga akan pernah terima apapun pemberian dari kamu, karena saya gak suka sama kamu, dan mau berapa kali pun kamu mencoba membuat saya suka sama kamu juga, jawabannya akan tetap sama, saya. tidak. akan. pernah. menyukaimu. paham?" sarkas Rafa dengan penuh penekanan, lalu ia mengambil kotak bekal yang disodorkan Lita lalu membuangnya ke tempat sampah di dekat nya.
Rafa tanpa merasa bersalah berlalu begitu saja meninggalkan Lita yang mencoba menahan tangisan nya dan meremas rok abu-abu nya untuk memberikan dirinya kekuatan.
"Gapapa kak Rafa kasar sama Lita, tapi Lita tetep suka kok sama kak Rafa" cicit Lita tersenyum lalu menghapus air mata yang menetes di pipinya.
Ia selalu saja begitu, berkali kali ditolak namun ia tak pernah berniat untuk mundur, benar memang, cinta membutakan segalanya.
*****
Akan kah Rafa mencintai Lita? ntah lah.
sekeras apapun batu itu, jika terus ditetesi oleh air, batu itu akan terkikis oleh air. sama halnya dengan cinta, benar bukan?
#Wattpad
#On Going
Aziel, bocah pengidap asma yang petakilan. Gayanya selangit dan ga pernah mau kalah.
"Gua adiknya si epan"
"Emang gua anak pemilik sekolah! Lo iri aja sama gua karena bapak Lo lebih miskin"
×××
"Epan!! Numpang! Anterin gua pulang"
"Epan!! Mobil gua mogok"
"Epan!! Beliin makanan"
"Epan!! Jangan marah marah"
×××
"Epan!!! Gua adik lo kan?"
"Ga usah ngaku ngaku"
Sebenarnya Aziel itu adik dari Evan? Atau hanya ngaku ngaku saja agar terlihat kaya?