"Kau bilang kau suka angin, tapi kau menutup jendela saat ia datang. Kau bilang kau suka hujan, tapi kau menggunakan payung saat berjalan di bawahnya. Kau bilang kau suka matahari, tapi kau berteduh saat panasnya menyentuhmu. Itulah mengapa, aku takut untuk mengatakan aku menyukaimu," Saga berkata sambil menatap Hetta dengan tersenyum tulus. Sekian lama Saga telah memendam perasaannya pada gadis di hadapannya yang memiliki trauma tinggi akan masa lalunya. Dapatkah Saga membuat Hetta luluh kali ini? Gadis dingin itu mematung, tak tahu harus mengatakan apa. Ia sangat sulit mempercayai kaum lelaki. Karena kebanyakan mereka itu sama saja dalam logikanya. Namun tak dapat dipungkiri, gadis bernama Hetta itu juga memiliki perasaan yang sama, namun ia merasa tak sempurna sebagai seorang wanita. Ia takut jika sewaktu-waktu lelaki yang akan mencintainya pergi setelah melihat ketidaksempurnaan dirinya. Itulah mengapa ia selalu berusaha menutup pintu perasaannya rapat-rapat. Namun ia bertanya-tanya, sampai kapan dirinya akan terus menutup perasaan seperti ini? Akankah Hetta mempercayai lelaki di hadapannya? Atau, mampukah ia baik-baik saja jika lelaki ini pergi meninggalkannya begitu mengetahui ketidaksempurnaannya? Saga yang telah menemani hari-hari Hetta menjadi berwarna. Saga yang telah menuntun Hetta bangkit dari kekelamannya. Kebersamaan di antara keduanya masih tak menemukan titik terang, walau sama-sama mempunyai rasa. Disebut teman, itu berlebihan. Disebut pacar, itu juga tak benar. Tak tahu harus menyebut hubungan mereka apa. Namun, mereka menyukai kebersamaan mereka. Mereka sama-sama hidup dengan keterpurukan yang kelam. Dan mereka mampu saling melengkapi, saling memberi warna dan saling membahagiakan. Kedekatan di antara keduanya telah terjalin kasih. Akankah mereka mendustakannya? Sanggupkah keduanya mempertahankan satu sama lain dan melewati kerumitan yang akan menyusul mereka di masa mendatang? Jul.20
53 parts