Jangan jadi pegawai berdasi yang murahan.

sambil terlatah aku berjalan disamping terotoar jalan, bagai kegiatan sehari hari ku mendengar gemuruh knalpot dan klakson motor, ku ucapkan "koran mas mba, dibeli koran koraaaan!!!" mereka seakan tak menyadari sesosok makluk munyil yang tak berdaya diantara manusia berdasi merah, mereka berkata, "SEMUA RAKYAT HARUS MAKMUR" aku berpikir, "kau bodoh atau buta, sialan tikus CONGLOMERAT" ku tutup karya karya seseorang yang rela menulis sesuatu yang ku pikir jarang orang peduli akannya, koran. kertas persegi panjang berwarna coklat dan ungu, ku serahkan dengan senang hati, "bu nasi nya 2 pake tempe goreng aja". teriakan malaikat ku pun bersorak gembira, seakan akan aku berpikir, "ini surga kecilku yang harus ku jaga". "yey ayah pulang, ayah ayo kita makan, jangan lupa kita beribadah kita doakan ibu lekas pulang ya", aku tersenyum kecil dan juga air mataku menetes, "wahai istri ku, semoga kau bahagia disana, aku iklash kau meninggalkanku dengan yang lain" dalam hati ku bicara. dia anakku dia duduk di bangku sekolah dasar, aku begitu kagum dengannya, SANGAT KAGUM. dia membiayai seluruh uang sekolahnya dengan usaha sendiri, dengan mata pelajaran sejarah yang ia sukai. ku dayuh sekuat tenaga potongan besi ini, "belajar yang rajin ya nak, jadi orang sukses supaya kau bisa merubah negeri ini."
.
-semoga anakku bisa menjadi sesuatu yang berarti di negeri ini, atau mungkin dunia ini