[Riyaz's Bella] "Your smile sends an apricity in my winter season." Bella Aufiah, pada yang tidak mengenalinya pasti tidak menyangka disebalik lekungan bibirnya yang ceria itu menyembunyikan seribu satu duka. Hidup tanpa mengenali ibu bapanya, dikejar dengan trauma pada masa silamnya.. Sekuat mana pun luarannya, dia tetap rapuh di dalam. Saat dia dikejar bayangan silam, mujur ada yang sudi menghulurkan tangan menyelamatkannya. Namun, siapa sangka orang yang paling dia ingin mengelak lah akhirnya menjadi tempatnya bergantung. "Selagi mana aku ada atas muka bumi ini, selagi itu aku akan pastikan takkan ada seorang pun yang boleh sentuh dan lukakan kau, " "Tapi macam mana kalau dia datang balik? Le-lepastu dia -" "Bella, listen! No one will harm you. I promise. " Syed Riyaz Izzudin, jejaka harapan bangsa. Kononnya. Atas sebab yang hanya dia tahu, dia memilih untuk membuatkan gadis itu benci padanya. Fikirnya ini semua sementara. Cinta monyet sekolah rendah. Namun semakin lama, permainan perasaan yang dia ciptakan sendiri menjerat diri. Yang disangkakan semakin jauh, rupanya utuh dalam jiwa. Sejauh manapun dia menolak perasaan ini, akhirnya tetap jatuh pada orang yang sama. Tetapi persoalannya, adakah gadis itu juga merasakan hal yang sama? "You're good in anything but not for love. Betullah kata orang, sebijak-bijak Albert Einstein pun boleh sebodoh-bodoh alam kalau melibatkan hati dan perasaan. You know, at least you should try. Don't be a coward, bro. " "This isn't coward.. Love doesn't mean you own her, just seeing she's in her happiness is also love. For now, just let me be her guardian. " [ apricity: the warmth of the sun in the winter. ]