Story cover for THE BEAUTY DEVIL FROM THE FORBIDDEN PLACE by ImQueeniesya
THE BEAUTY DEVIL FROM THE FORBIDDEN PLACE
  • WpView
    Reads 4,434
  • WpVote
    Votes 612
  • WpPart
    Parts 11
  • WpView
    Reads 4,434
  • WpVote
    Votes 612
  • WpPart
    Parts 11
Ongoing, First published Jul 09, 2020
Glen Gievra

Dan pada saatnya, aku sampai di tempat terlarang itu. Sebuah gedung suram dua tingkat berdiri kokoh di tengah hutan yang lembab. Hatiku membucah diliputi rasa penasaran. Dan pada akhirnya kakiku melakah melewati kegelapan di dalam gedung tersebut.

Di sana... Di sana aku menemukannya. Makhluk misterius yang tercipta melawan hukum alam, Makhluk yang diciptakan melewati batas-batas yang Tuhan ciptakan,  Makhluk yang sengaja diciptakan untuk tujuan tertentu oleh orang-orang perusak bumi yang menyebut dirinya ilmuwan.

Makhluk itu terikat dengan rantai-rantai di sekujur tubuhnya serta sayap putih besarnya. Matanya bersinar emas di kegelapan, kulitnya pucat dengan bekas luka-luka cambukan. 

Dia indah... Tapi juga mematikan.
All Rights Reserved
Sign up to add THE BEAUTY DEVIL FROM THE FORBIDDEN PLACE to your library and receive updates
or
#530beast
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
THE VIP : GOLDEN HIGH SCHOOL  cover
Eclipsed (Hitam Tidak Sama Dengan Putih) cover
My Precious Luna (END) cover
Pangeran Kegelapan cover
White Academy [Tamat] cover
Elemen Terkuat. [ON GOING]✍️ cover
"Bayangan Sang Maha: Kebangkitan yang Terlarang" cover
The Predicted Luna cover
The Athasila cover
ALPHA'S DESTINY [ END ] cover

THE VIP : GOLDEN HIGH SCHOOL

16 parts Ongoing

Sekolah. Sekedar ladel atau judul untuk bangunan yang menjulang tinggi yang menerima ratusan remaja yang katanya menuntut ilmu pendidikan. Apa itu sekolah? Yang ia tahu tempat ini adalah jelmaan neraka atau versi terbaru, kecilnya. "Lo!!! Benar-benar licik!!" Teriakan itu meledak ke udara penuh emosi yang tidak bisa di jelaskan. "Hahahaha." Tertawa menggema, palsu, dan nyaring. Tangan terangkat menghapus jejak air mata gaib, padahal tidak ada air mata yang turun dari netra cokelatnya, mata itu kering tangis itu hanya sandiwara. Tawanya padam secepat kilat, seketika wajah itu berubah serius, seolah tidak pernah mengenal tawa. "Thanks for the praising to me." Wajah yang tadinya tertawa ceria langsung tergantikan dengan wajah yang berubah dingin, bahkan aura mengintimidasi mencekam lawan. "Gue nggak suka basa-basi," katanya pelan tapi menusuk. "Keluar dari sekolah ini dan point nilai lo untuk gue! Atau......." Senyumnya miring dan beracun terukir. "Scandal lo gue sebar," tersenyum smirk. Menatap wajah gadis di depannya yang sudah pucat. "Lo ngancem gue??" Sebisa mungkin siswi bernama Velena itu terlihat berani. Ia tidak mau kelihatan takut di depan gadis dengan tai lalat di ujung mata kanannya itu. "No!" "Hanya memberikan saran," ujarnya santai." Saran gue ini bagus, nyelametin lo dari rasa malu, kedepannya."