Harta,Tahta,Om-Om Nggak Papa (TaeKook-JaeYong)
  • Reads 3,422
  • Votes 303
  • Parts 4
  • Reads 3,422
  • Votes 303
  • Parts 4
Ongoing, First published Jul 09, 2020
Thalika dan Jesslyn adalah si kembar yang sangat berbeda jauh sifatnya
Mereka menjalani kehidupan mereka seperti biasa nya sampai mereka bertemu dengan dua orang pria yang memiliki sifat yang berbanding terbalik dengan sifat mereka berdua


Thalika yang kalem harus rela di ganggu terus menerus oleh Jeffrey yang jatuh hati pada nya

Sedangkan Jesslyn sendiri yang bubbly personality, harus rela mengejar-ngejar cinta Tristan yang sangat cuek pada diri nya





"Jadi pacar Om ya? Nanti Om beliin Berlian Swarovsky satu kontainer"  - Jeffrey



"Ishhh...jangan deket-deket! Aku nggak doyan om-om" - Thalika





"Harta dan Tahta,Om Tristan Gapapa!!" - Jesslyn


"Dasar gadis aneh!" - Tristan
All Rights Reserved
Sign up to add Harta,Tahta,Om-Om Nggak Papa (TaeKook-JaeYong) to your library and receive updates
or
#945nc
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
antagonis wife [PO] cover
After Graduation cover
Kesayangan Bunda cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
BABY CHANIE cover
The Best Of Miracle cover
Rafa [End💗] cover
Fiction -sungjake✔ cover
Little Dumplings cover

Dosa Ku

76 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.