Pratiwimba
  • Reads 89,520
  • Votes 12,915
  • Parts 40
  • Reads 89,520
  • Votes 12,915
  • Parts 40
Complete, First published Jul 11, 2020
[Cakrawala Mandala Series #3]

Sri dan Putri adalah penulis genre fiksi sejarah yang dikenal gemar mempermainkan takdir tokoh-tokoh dalam ceritanya. Tak Sri sangka, cerita yang ia tulis menjadi awal dari keanehan yang terjadi. Putri pun tak menyangka jika pertemuannya dengan Sri sudah direncanakan oleh dua makhluk Tuhan yang mendampingi mereka. Dan keduanya mempelajari bahwa kejadian aneh dalam hidup mereka, ternyata terjadi bukan tanpa sebab.

Jadi, mereka yang mempermainkan takdir ... atau mereka yang dipermainkan takdir?


***


2021 © Roserian Blue dan Shanertaja
All Rights Reserved
Sign up to add Pratiwimba to your library and receive updates
or
#194jin
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Lingkaran Takdir cover
👑PRAMBANAN👑 cover
PARAMITA cover
A VILLAIN'S SECRET  cover
Under Your Spell 2 cover
MENDUNG cover
Kitab Sutasoma "Mpu Tantular" (TERJEMAH) cover
Indurasmi [Proses Terbit] cover
24 Jam |✓ cover
The Blackish White (COMPLETED) cover

Lingkaran Takdir

13 parts Ongoing

Di pagi hari, semua dikagetkan oleh seorang lelaki berpakaian seperti prajurit kerajaan kuno melintas di jalan lingkungan dengan kuda hitamnya. Pak Tarno yang sedang membersihkan keris termangu kaget, bersamaan anaknya Sri Ayunda membuka lebar mulut tidak percaya. Selain mereka, ada banyak saksi mata yang melihat. Para pedagang juga tercengang dari pemandangan baru saja terpampang, mereka juga tidak tuli tatkala pemuda sedang menunggangi kuda itu berteriak lantang. "Desa dalam bahaya! Desa Sriwaca dalam bahaya! Selamatkan diri pergi menuju timur!" Ujarnya sembari melebarkan secarik kain putih tergambar lambang cukup rumit berkibar dengan rancaknya. Teriakan kerasnya mampu membuat sebagian orang merinding, entah orang itu sedang mengadakan karnaval budaya atau bagaimana-sama sekali tak dimengerti Ayunda. Yang jelas, pemuda itu adalah pemuda yang pernah hadir di mimpinya sekitar tiga hari lalu. Semua menjadi tanda tanya ketika orang tersebut kembali melintas di saat jalanan sedang ramainya menjelang sore. Tergenggam tombak tajam di tangan kirinya, bersamaan kuda berderap cepat. Persetan kedua pasang mata saling bersitatap, mengakibatkan Ayunda jatuh pada sebuah persoalan melibatkan Ia didalamnya.