Ketika setiap peringatan hari kelahiran menjadi penanda senyuman, tawa, lilin, kue dan kebahagiaan maka hari itu kan menjadi bersejarah.
Namun hari itu sangat bersejarah bagiku dengan tangisan, jeritan, dan derita.
.
.
"Tolonglah aku menanti senyummu"ucap seorang gadis dengan lirih.
"Pergilah, aku tak bisa, karena senyum itu bukanlah milikku lagi"balas seorang laki-laki dengan datarnya.
"Senyumku juga bukan milikku, namun untukmu aku rela merebutnya dari malaikat maut sekalipun"jawab perempuan itu dengan tenang.