Win mengelus badan Charlotte lembut, seraya tersenyum samar. Dilihatnya anjing kesayanganya itu tampak tidak bersemangat. "Kamu tampak lemas, Charlotte. Kesepian kah? Padahal ada kakak disini" Win menghela napas panjang, sebelum melanjutkan kata-katanya. "Rindu Paman Bright ya?" laki-laki yang selalu ceria itu tertawa hambar. ".. aku juga, Charlotte" ⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯ Ini bukan hanya kisah, tetapi juga asa seorang Win Metawin yang terjebak dalam sebuah hubungan yang membingungkan. Pertemanan. Ya, pertemanan yang mampu membuat Win jatuh dan terluka semakin dalam karena laki-laki itu, Bright Vachirawit. Lalu, apakah selamanya ia akan bertahan? Atau bahkan bersiap untuk melepas Bright sewaktu-waktu?