catten • ten wayv ✔
  • Reads 15,685
  • Votes 2,664
  • Parts 29
  • Reads 15,685
  • Votes 2,664
  • Parts 29
Complete, First published Jul 17, 2020
Ten tidak pernah percaya pada hal hal gaib diluar nalarnya. Namun kepercayaannya patah saat ia menemukan seekor kucing di depan apartemennya. Seekor kucing yang bisa berubah menjadi seorang gadis di dalam cermin. 

Informasi tentang hal hal aneh tumpang tindih memasuki otak Ten dari perkataan gadis kucing itu. Yang lalu berujung pada permintaan pertolongan dari gadis itu untuk Ten.

Title : catten
Genre : fantasy, drama, fanfiction
Status : finished
All Rights Reserved
Sign up to add catten • ten wayv ✔ to your library and receive updates
or
#103cat
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
dear, jaehyun ✓ cover
Little Dumplings cover
7 DAYS of DATING [NCT DREAM] cover
Radio • Doyoung cover
I'm The Stealer! [✓] cover
Gadis Sampul cover
Rafa  cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Satu Hari di Bulan Juni cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.