Aku tersiksa dengan perasaanku sendiri. Cinta yang dulu membuat dadaku bergetar karena bahagia, sekarang sebaliknya, membuat dadaku bergetar karena sesak yang menyeruak. Aku putuskan untuk mengakhiri sesi percintaan ini. Biarkan semuanya hambar, hampa tanpa baper-baperan. Aku tunggu jodohku dalam doaku. Aku nantikan ia datang tanpa dipaksakan. Siapapun oranya, dan kapanpun, saat itulah aku kembali membuka hati.