"Kalau memang perbedaan antara kita berdua menjadikan kontra sama Bapakmu, aku nggak masalah, Uli. Apapun yang terjadi nanti, kita tetap jalani berdua. Akhirnya gimana, kita serahin ke Tuhan," kata David. "Tuhanku, atau Tuhanmu?" tanyaku. David diam sejenak. Senyumnya seketika mengembang. "Mereka berdua lagi diskusi. Jadi kita serahin ke mereka aja. Mau gimana akhirnya, kita cukup jalani." "Kalau nanti kita pisah?" tanyaku cepat. "Aku bakalan tetap jadi David yang selalu sayang sama kau, Uli." [Cerita ini, di angkat dari kisah nyata. Cerita yang membawa tema tanah Batak, keluarga, kasih sayang, dan cita-cita] Selamat menangis