23 parts Ongoing "Detak jantungmu, sangat berisik.." bisiknya pelan. "Tapi aku suka..dia seperti, mengajakku untuk mengenalmu lebih jauh.."
Brilleo memejamkan mata merasakan detak jantungnya yang berdetak lebih cepat. Ia menunduk sedikit berusaha menetralkannya, dan menyandarkan dagunya pada rambut Zelena yang harum dan lembut seperti kelopak bunga yang belum mekar penuh.
"Haha mungkin saja ada benarnya. Tapi bisa saja dia ingin kau terus mendengarnya"
Setelah mengatakan itu, Zelena hanya diam menikmati suara detakannya, pertama kali, pada acara pertunangannya.
Denting piano yang perlahan melambat, dengan langkah kaki mereka yang sedang berdansa, menyatu pada irama. Zelena membiarkan dirinya larut dalam pelukan Brilleo, jari-jarinya menggenggam halus jemarinya.
Tak ada kata-kata lagi diantara keduanya, hanya terdengar detak jantung Brilleo dan alunan melodi yang berbicara.
Brilleo takut jika Zelena akan kembali merasakan kehilangan yang kedua kalinya.
Zelena takut waktu mereka bersama akan segera habis, dan ia harus kembali merasakan duka.
Jika jam itu berhenti berdetak maka semuanya telah selesai. Jadi tolonglah untuk tetap berdetak, tetaplah selamanya bersamaku. Agar "selesai" hanyalah kata yang tak pernah kita tau.
-Broken Clocks.-