Story cover for Secercah Luka, Rasa, Dan Ketakutan [PROSES PENERBITAN] by AlWina_NA
Secercah Luka, Rasa, Dan Ketakutan [PROSES PENERBITAN]
  • WpView
    Reads 196
  • WpVote
    Votes 41
  • WpPart
    Parts 10
  • WpView
    Reads 196
  • WpVote
    Votes 41
  • WpPart
    Parts 10
Ongoing, First published Jul 20, 2020
Masa lalu mengajarkan semua orang akan kepedihan yang mendalam, akan kenangan-kenangan yang terpendam. Sampai semuanya bisa terungkapkan di masa depan yang dipenuhi kebahagiaan, karena tidak selamanya masa lalu dan masa depan berakhir menyedihkan.

-Penggalan cerita pendek dalam buku Secercah Luka, Rasa, Dan Ketakutan. Berjudul "Masa lalu yang terpendam"

dalam kehidupan kita pasti butuh yang namanya seorang teman apalagi kalau sudah akrab akan menjadi sahabat yang sangat dekat, dan itu semua pasti ada maknanya dalam kehidupan, ingatlah dan jagalah selalu persahabatan sekecewa apapun kalian terhadap sahabat jangan sampai memutuskan persahabatan karena, mungkin kalian tidak akan dapat bertemu seorang seperti sahabat kalian itu. Seperti Tia, Karin, dan Ana meski keegoisan menghancurkan mereka sejenak namun, kenangan yang berada dalam hujan mampu meleraikan pertengkaran mereka.

-Penggalan cerita pendek dalam buku Secercah Luka, Rasa, Dan Ketakutan. Berjudul "Kenangan di bawah hujan"

Walau semua orang menganggap aku ini aneh tapi, bagiku inilah hidupku. Rasa ketakutan ku membuat ku memilih untuk sendiri menyepi. Namun, dapat bahagia tersendiri tanpa orang lain rasakan.

-Penggalan cerita pendek dalam buku Secercah Luka, Rasa, Dan Ketakutan. Berjudul "Hidup penuh ketakutan"

Karena sebaik-baiknya kesuksesan dilihat dari seberapa besar perjuangan tidak ada kesuksesan tanpa perjuangan dan ini lah yang Naya rasakan perjuangan awal yang begitu sulit membuahkan hasil yang begitu istimewa dihidupnya. Kini kehidupan Naya menjadi bahagia dan sempurna rasanya melihat ibu dan ayah nya selalu mendukung ditambah lagi sahabat-sahabat nya yang selalu ada untuknya. 

-Penggalan cerita pendek dalam buku Secercah Luka, Rasa, Dan Ketakutan. Berjudul "My Writer's dream"




PS: Cerita ini merupakan cerita pendek yang tertuang menjadi beberapa cerita, di dalamnya menyatukan antara sebuah rasa, luka, dan, ketakutan.
All Rights Reserved
Sign up to add Secercah Luka, Rasa, Dan Ketakutan [PROSES PENERBITAN] to your library and receive updates
or
#486ketakutan
Content Guidelines
You may also like
NEVER CHANGE ME & YOU by ArinaZiza
8 parts Ongoing
"Momen seperti itu sudah jadi mimpi buatku," Ayahku telah tiada, dan kenangan itu tak akan kembali. Namun, di tengah rasa sakit itu, Jea tetap bersyukur. Masih ada ibu yang selalu ada untuk Jea. Beliau seperti punya dua peran dalam hidupku-seorang ibu dan seorang ayah sekaligus. Ibu selalu mewarnai kehidupan anaknya, walaupun terkadang kami suka bertengkar sambil bercanda dalam hal-hal kecil. Tapi Jenna hanya bisa berharap, semoga ibu panjang umur dan sehat selalu. Melihat ibu seperti itu membuat Jea sadar, hidup ini mungkin tidak akan selalu adil, tapi ia punya alasan untuk tetap kuat. Setiap tawa yang ibu bagikan, setiap lelah yang dia sembunyikan, semuanya mengajarkan untuk terus berjalan, meski kadang langkahku terasa berat. Jea sadar, momen seperti di kantin tadi mungkin bukan untuknya, tapi Jea tak akan membiarkan dirinya terus terjebak dalam rasa kehilangan. Karena ada ibu yang selalu berjuang untuk kebahagiaan Jea. "Dan jika ayah dulu adalah pelindung di masa kecilku, sekarang ibu adalah pelita yang menerangi masa depanku" Batin Jea. "Jujur, aku iri sama mereka". • • • • • • Aku hanya anak kecil yang ditinggal oleh Ayah pergi jauh dan tak akan kembali ke dunia ini. -Jeanna Azarina- Ayah, anakmu sudah dewasa sekarang apakah tidak rindu? Apakah Ayah masih ingat wajah anakmu yang mirip sekali dengan Ayah. -Jeanna Azarina- Ayah, aku sangat merindukanmu sangat ingin memelukmu dan banyak hal yang ingin aku bicarakan kepadamu tapi kapan? -Jeanna Azarina- Walaupun aku kehilangan figur seorang Ayah tapi, kalau bukan ini takdirnya mungkin aku tidak bisa kuat dan bertahan sampai detik ini. -Jeanna Azarina- Aku ingin sekali merasakan memanggil Ayah berkali-kali didalam rumah kemudian, ayah menghampiri dan memelukku erat. -Jeanna Azarina- #Kisah nyata penulis #DILARANG KERAS UNTUK MENJIPLAK
Eliinaa by vfryfrljnvsnmtm
5 parts Complete
Apa yang terlintas di benak kalian ketika mendengar kata 'Rumah' ? Tempat nyaman dipenuhi kehangatan? Tempat berlindung dari terpaan badai kehidupan? Pasti itu kan yang terlintas di benak kalian? Sayangnya, 'Rumah' yang ada di kehidupanku jauh berbeda dari semua itu. Kehangatan berubah menjadi kepedihan. Tempat yang seharusnya jadi tempat berlindung justru jadi tempat yang paling membuatku tertekan. Aku tidak iri, sungguh. Aku hanya ingin merasakan bagaimana rasanya ketika dipeluk oleh ayah dan ibu dengan penuh kasih sayang. Sarapan bersama ayah, ibu, kakak dan aku di pagi hari sambil tertawa ria karena masakan ibu yang gosong mungkin? atau jatuh dari motor saat sedang belajar mengendarainya lalu ayah akan datang dan membantuku berdiri, menenangkanku sambil berkata "Gapapa, ini biasa terjadi kok kalo lagi belajar, pernah dengar pepatah 'kamu nggak bakal bisa berdiri kalau nggak pernah jatuh' kan? Nah, kasus kamu sekarang sama kayak pepatah yang ayah bilang tadi." ? atau saat adzan tiba, ayah akan mengajak ibu, kakak dan aku untuk sholat berjamaah dengan ayah sebagai imamnya ? atau mungkin menjahili kakak yang sedang sibuk belajar lalu aku akan dihadiahi kejar-kejar an dan berakhir dengan aku yang terjatuh lalu menangis, kemudian ibu akan datang mengobati lukaku akibat aksi kejar kejar an tadi sambil mengoceh? Benar-benar keluarga impian bukan? Ya, benar, karena itu 'keluarga impian' maka itu hanya akan jadi 'mimpi' saja. Itu tidak terjadi di kehidupan nyata. Ya, mungkin ada, tapi bukan kehidupanku. Sekarang, rumah sudah tidak lagi menjadi tempat ternyaman dan penuh kehangatan seperti yang kurasakan dulu. Kini rumah hanya menjadi tempat berteduh dari panas dan hujan. Aku telah kehilangan, dan rasa kehilangan ini telah membuatku takut untuk memiliki.
Jejak Sayap Kupu-Kupu (SELESAI) by cemyskyeun
67 parts Complete
[Karya asli, plagiat tidak diizinkan!] PERHATIAN! Cerita ini mengandung unsur yang mungkin sensitif bagi sebagian pembaca, antara lain: • Trauma masa lalu • Kekerasan (fisik/emosional) • Kata kasar • Isu kesehatan mental Harap bijak dalam membaca. Di balik senyum lembutnya, Ezlyn menyimpan luka yang tak terlihat. Hidupnya memenuhi ekspektasi tinggi sang ibu, mengurungnya dalam batasan yang tak pernah bisa ia langgar. Setiap langkah yang diambil terasa seperti menari di atas pecahan kaca, di mana satu kesalahan saja bisa membuatnya terluka. Namun, yang paling menyesakkan bukanlah tekanan itu, melainkan bayang-bayang masa lalu yang terus menghantui. Trauma itu datang tanpa izin. Dalam mimpi, dalam ketenangan, bahkan di antara gelak tawa. Kadang-kadang, rasa bersalah begitu kuat hingga ia menyakiti dirinya sendiri, seolah itu satu-satunya cara untuk meredakan luka di dalam hatinya. Namun, kepada dunia, ia hanya menunjukkan wajah penuh kebahagiaan, seolah semuanya baik-baik saja. Hanya satu orang yang tidak bisa ia bohongi, sahabat masa kecilnya yang kini kembali hadir dalam hidupnya. Ia melihat retakan di balik topeng Ezlyn, menyadari setiap luka yang coba ia sembunyikan. Tanpa kata pun, ia selalu ada, menjaga dan berusaha mengembalikan senyum yang tulus di wajah gadis itu. ∙•◦🦋◦•∙ "Aku hanya ingin menjadi seperti kupu-kupu yang bisa terbang bebas kemana pun aku mau, tanpa merasakan penderitaan dan kesedihan melainkan selalu tersenyum bahagia diantara bunga-bunga yang bermekaran." Ezlyn Queenbien Klanderns. ◦∙·· Selamat membaca!
Surat Cinta untuk Diriku Sendiri by ceritadariawan28
4 parts Ongoing Mature
"Semelelahkan apapun hidup, tolong jangan mati di tangan sendiri." ______________________ "Aku nggak mau ngerasain mentalku kembali hancur berantakan hingga rasanya hampir mati hanya karena cinta. Itu sebabnya, aku selalu takut untuk jatuh hati lagi." Ya, Ditha Aquila selalu takut kembali dibuat terluka sampai tak sadar bahwa ia sudah jadi sumber luka bagi Juna Pradirga. Lihatlah pada kebodohan yang ia buat. Takut ditinggal pergi, tetapi menomorsatukan ego dan gengsi. Ingin diyakinkan, tetapi tak pernah memberi kepercayaan. Mengharapkan yang serius, tetapi memutuskan hidup dalam hubungan tanpa status. Lebih dari ketakutannya untuk kembali dilukai, Ditha percaya bahwa orang yang mentalnya tidak stabil memang tak pantas untuk dicintai. Sebab bagaimana mungkin ia mencintai raga yang lain saat dirinya sendiri masih seringkali ia sakiti? Biar aku bertanya, apa yang akan kau putuskan jika seseorang datang pada saat luka masa lalumu belum sepenuhnya hilang? Memilih menerimanya? Atau justru, menolak kehadirannya dengan dalih sakit hatimu yang belum pulih? Keduanya sama-sama berisiko. Namun, kita selalu bisa memilih, risiko mana yang akan kita ambil. "Cara paling mudah untuk mencintai diri sendiri adalah dengan berhenti sejenak mencintai orang lain." PERINGATAN ⚠ Cerita ini bertemakan mental health. Pada beberapa part mengandung konten sensitif seperti adegan kekerasan fisik, self harm, hopeless, trust issues, dan suicidal thoughts. Publish : 1/09/2021 - 25/12/2021 Revisi [ New version ] : 19/02/2023 - Rank : #2 in puisi [04/10/22] #3 in quotes [30/11/23] #1 toxic relationship [31/07/22] #1 trustissue [28/08/22] #1 loveyourself [09/08/2
You may also like
Slide 1 of 7
ANTARA DOA DAN RASA cover
NEVER CHANGE ME & YOU cover
HOME FOR WOUNDS  cover
Eliinaa cover
Jejak Sayap Kupu-Kupu (SELESAI) cover
Behind the Silence cover
Surat Cinta untuk Diriku Sendiri cover

ANTARA DOA DAN RASA

12 parts Ongoing

Setelah patah hati yang mengajarkan luka lebih dalam dari sekadar kehilangan, Lili bersumpah tak ingin jatuh lagi. Tapi takdir mempertemukannya dengan lelaki sederhana yang hadir tanpa janji manis tapi penuh makna. lelaki itu berbeda. Bukan hanya caranya mencintai, tapi juga arah doanya. Semakin dekat mereka, semakin jauh kenyataan membawa. Di antara senyuman dan air mata, mereka menyadari: cinta bisa tumbuh di mana saja, tapi tak selalu bisa tinggal. Ini adalah cerita tentang dua hati yang saling menemukan, tapi tak bisa memiliki. Bukan karena tak cinta tapi karena mereka terlalu percaya. Apakah rasa bisa tetap tumbuh meski arah tak sejalan? Atau justru mereka harus memilih, antara cinta yang hangat... atau keyakinan yang tak bisa dikompromi?