"Tuhan aja Maha Pemaaf. Masak iya lo gak pernah bisa maafin kesalahan gue?" ucap Tama. "Butuh waktu buat gue sembuh dari rasa sakit. Dan sekarang elo muncul manfaatin kelemahan gue yang selamanya sulit buat lupain elo kak!" suara Ara bergetar mengucapkan kalimat yang dia pendam sendiri selama ini. Sungguh menyakitkan ketika logika ingin melupakan, sedangkan hati menolak melakukan. ~Ara