Satu hari ada yang datang. Ingin, namanya. Menyapaku lewat jendela, memberi angin segar perihal 'mengapa bisa aku berada disini', dan seketika dia pergi, membawa apapun yang bisa dibawa.
Tapi, sungguh sesuatu itu amat berbaik hati. Dia meninggalkan sejumput kenangan; yang harus kutulis sedemikian rupa, agar dapat merajut kembali fragmen-fragmen yang tercecer itu.
Aku mengiyakan kepergiannya, dan tugas yang diberikan. Akhirnya, muncul gejolak untuk memulai. Lalu kucoba dengan berbagai awal, tapi tentu saja menjadi hal yang susah untuk bertemu akhir.
Sekarang aku kembali, ingin mencoba mengawali dan tentunya ingin juga mengakhiri. Hanya sebatas kembali dari peraduan; mencoba merajut yang hilang.
"Apapun. Dimanapun. Kapanpun. Kubiarkan menetes, di lembar-lembar serat kayu. Lalu kubiarkan saja menggelitik relungmu."