Priiiiiitttt .... Suara bising peluit perlombaan basket dari wasit bersahut-sahutan dengan sorakan histeris para penonton cewek di tepi lapangan. Midi yang notabenya adalah pacar dari salah satu kapten sedari tadi malah sibuk di cubit-cubit manja oleh dua dari ketiga temannya karena gemas. Mereka tak habis pikit. Bisa-bisanya Midi menolak dengan mentah lamaran dari Ibnu yang merupakan pemain basket terkece senegri ini, eeh ... sekolah ini maksudnya. Midi bukan menolak sebenarnya, lebih tepatnya ia tak ingin salah ambil keputusan. Terlebih dia sekarang menyandang status pacar dari Rio, kapten basket yang merupakan musuh bebuyutan bagi tim Ibnu. Merekalah yang sedang berlomba saat ini, tim Rio dan tim Ibnu. Rio sebagai kapten tim Hijau, dan Ibnu sebagai pemain tim Hitam. Memang Ibnu bukanlah kapten, namun dia adalah siswa idola di sekolah ini. Selain jago olahraga, ia juga jago musik, hingga ia digelari dengan sebutan Sultan. "Dot, lo harus segera pilih antara Kapten, atau Sultan gue!" ujar Ratih, masih dengan tangan membentuk love kearah Ibnu, matanya tak berhenti menatap tubuh berkeringat ibnu. Sedangkan Lulu yang sedang telfonan sama pacarnya, masih sibuk berteriak teriak agar teman-temannya diam sebentar. Ia tidak dapat mendengar perkataan Lucas di telpon, bahkan ia juga tidak dibolehkan keluar dari kursi penonton itu oleh Hanum yang duduk disampingnya. Hanum sedari tadi selalu mengontrol Lulu untuk tetap duduk pada tempat itu, sampai acara lomba berakhir. Padahal si Hanum juga tak serius menonton perlombaan. Ia malah beradu pendapat dengan Ratih yang dari tadi sudah saling berbisik dengan Midi. Ia juga akan ikut mencubit dan memberikan saran agar Midi memilih antara ibnu atau Rio yang sebenarnya adalah cinta pertama Hanum. *** Kira kira begitulah kisah cinta SMA, Ayah dan Bundaku, tapi yah tapi ... ini bukan cerita tentang beliau, melainkan kisah lucu, baper, ngakak, bucin, sedih dan pastinya menyenangkan dari anak beliau, yaitu gue ... ehh, aku!All Rights Reserved
1 part