Jadi kembaran Jaemin bukanlah suatu hal yang mudah. Gue melewati masa-masa sulit karena berstatus sebagai si bungsu dari keluarga Nugraha, kalian tau gak sih jadi adik itu juga gak menyenangkan? banyak dituntut, harus seperti kakaknya, harus sesukses kakaknya, kalau kakaknya gak bisa kasih contoh yang baik harus lebih baik dari kakaknya.
Kadang gue menyesal kenapa harus jadi kembaran Jaemin?
Orang luar menilai Jaemin itu sempurna, dia humble, friendly, ramah, gak pelit, tampan, dan pintar. Apasih yang kurang dari Jaemin?
Sedangkan gue sebaliknya, gue capek orang-orang hanya memandang gue sebelah mata hanya sebagai, 'Jaena kembaran Jaemin'
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?"
Disclaimer!
Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar.
Untuk readers baru, supaya nggak bingung, lebih baik baca dulu "The Qonsequences" baru cerita ini ya.
Love, penulis.