Story cover for Dino untuk Debi by meitiya_
Dino untuk Debi
  • WpView
    Reads 179,560
  • WpVote
    Votes 7,608
  • WpPart
    Parts 15
  • WpView
    Reads 179,560
  • WpVote
    Votes 7,608
  • WpPart
    Parts 15
Ongoing, First published Jul 24, 2020
Dino si cowok cenayang yang bisa membaca pikiran siapa saja. Ganteng dan tajir tapi sedikit berbicara, dan tidak pernah memiliki pacar. 

Berbeda dengan Debi, cewek tajir, cantik, dan memiliki mantan yang dibilang tidak kaleng-kaleng. Semua apa yang diinginkannya pasti akan terpenuhi, sampai suatu ketika ada kejadian di mana dia harus mengorbankan perasaan dan hidupnya demi keluarga. 

Bertemunya dengan Dino membuat hidup Debi jungkir balik, perasaannya tidak pernah bisa terkontrol dengan baik. 

Dari sekian orang, hanya satu orang yang tidak bisa dia baca pikirannya. Dia adalah Debi. Semua terlihat hanya hitam dan putih. 









"Terasa seperti memiliki ikatan batin, disaat apa yang gue ingin lakuin justru lo yang lakuin duluan."
All Rights Reserved
Sign up to add Dino untuk Debi to your library and receive updates
or
#552mengejar
Content Guidelines
You may also like
F A K E ? [End] by zeevadeva__
58 parts Complete
[Follow sebelum baca] "Kamu dimana?" Rheva menatap lurus ke depan tepat dimana sepasang remaja saling bermesraan. "Aku di rumah, sayang" jawab seseorang di sebrang sana yang tidak lain ialah Alvaro sambil mengelus puncak kepala seseorang yang bersandar di bahunya. Yang tidak lain, ialah Agatha. Rheva tersenyum kecut dan berusaha menahan air matanya. "Madep belakang coba" Alvaro menyernyit bingung namun tak urung mengikuti perkataan Rheva dari sambungan teleponnya. Alvaro memalingkan wajahnya dan menghadap ke belakang setelah menyuruh Agatha untuk duduk tegap kembali. Alvaro terpaku saat melihat Rheva berdiri tidak jauh di depannya. Memutuskan sambungan telepon sepihak, Rheva langsung bergegas pergi saat Alvaro masih mematung di tempat. Begitu pun juga dengan sosok perempuan yang tadi bersama dan bermesraan dengan Alvaro. Alvaro masih terpaku di tempatnya karena tidak menyangka akan bertemu dengan Rheva di sini. Ah, lebih tepatnya dia ketahuan berbohong karena lebih memilih berjalan dengan Agatha dan mengingkari janjinya dengan Rheva. Saat ia ingin menyusul Rheva, sebelah tangannya di tahan oleh Agatha yang diam-diam tersenyum senang dalam hati saat melihat kedua mata Rheva berkaca-kaca tadi. "Mau kemana?" "Aku harus nyusul Rheva, Tha. Aku nggak mau dia berpikir yang engga-engga" "Kamu mau nyusul dia, dan ninggalin aku sendiri di sini?" Alvaro mengacak rambutnya frustasi karena bingung ingin menyusul Rheva atau meninggalkan Agatha sendirian di sini. Yang penasaran, yuk langsung baca aja. Jangan lupa follow, vote, comment sama share ya! #rank 1 in Fakboi [30 - 09 - 2021] #rank 1 in Umum [23 -10 - 2021] #rank 1 in Umum [30 -10 - 2021] #rank 1 in Fakboi [08 -11 - 2021] #rank 1 in Umum [11 - 11 - 2021 - 30 - 11 - 2021] #rank 1 in School [08 -12 - 2021] #rank 1 in Sahabat [18 - 12 - 2021] #rank 1 in Fakboy [12 - 01 - 2022] #rank 1 in Nangis [01 - 02 - 2022] #rank 2 in Friendship [12 - 03 - 2022] #rank 1 in Friendship [13 - 03 - 2022]
You may also like
Slide 1 of 10
Rainbow In The Rain cover
F A K E ? [End] cover
JENARO  cover
Epiphany [Completed] cover
Arsyilazka cover
FORTE [COMPLETED] cover
Sayang cover
Game Over: Losing Control cover
Adek Kelas ✔ [COMPLETED] cover
If I Don't Hurt You (END) cover

Rainbow In The Rain

14 parts Complete

"Kamu sengaja kan mau di tabrak sama cowok tampan sepertiku? Terus kamu pura-pura kesakitan dan minta diobatin?" Kevin malah menuduh yang enggak-enggak. "Ciih~Enak aja. Aku gak serendah itu ya, lagian kamu kegeeran banget sih. Aku tadi cuma mau minta tolong aja kok." ia mengotot keras dan mengangkat kedua bahunya. "Terserah!" Kevin memakai kembali helmnya dan menyalakan mesin motornya kembali. "Eh, bantuin dulu kenapa. Jahat banget itu orang, awas aja kalo butuh bantuan!" Jenie ngomel sendirian sambil menendang sepedanya. "Dia kan pinter ya, mana mungkin minta bantuan sama aku. Yang ada juga malahan aku yang minta bantuan dia, tapi itu gak bakalan terjadi. Gak level banget Jenie minta bantuan dia." Jenie memukul kepalanya karena dia bertingkah bodoh dan konyol Hari ini hujan turun lagi, Jenie membawa kursi rodanya berjalan kedepan jendela kamarnya yang tepat memandangi seisi kota. Hujannya lebat, suara gemuruh dan petir mengagetkan gadis itu. Dia mencoba membuka matanya dan tak menutup kedua telinganya, matanya tertuju pada sebuah pemandangan indah diluar sana. Tepat di atas langit pelangi muncul bersama dengan hujan, ini adalah kedua kalinya dia melihat keajaiban itu lagi. Tapi sekarang rasanya beda, dia melihat keindahan itu tanpa Kevin disampingnya.