Ini kisahnya, kisah gadis cupu yang mengharapkan cinta seorang pangeran. Kisah tentang perjuangan yang tak pernah terlihat. Kisah duka dan suka yang tak terhingga. "Pergi dan jangan kembali," Setelah mengucapkan kalimat itu dia pergi begitu saja tanpa memperdulikan lawan bicaranya yang sudah mengenaskan. Dahi dan sudut bibir berdarah, pipi putihnya kini terlihat memerah dengan cap tangan yang masih terlihat jelas, rambut panjang yang terlihat berantakan, serta tubuh yang menggigil karena kedingingan. Walaupun begitu dirinya masih bisa tersenyum. Tidak seperti senyum kebahagiaan namun senyum penuh getir dan kecewa. Sorot matanya sangat sendu dan lemah. Air mata membanjiri pipi yang memerah. "Mungkin sampai disini perjuanganku. Aku takkan pernah menyesal telah mencintaimu Pangeran Rafantino," Tiba-tiba tubuhnya ambruk di lantai rooftop dan kesadarannya mulai menghilang dan menghilang.